LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PERCOBAAN XI
UJI GOLONGAN DARAH
OLEH
NAMA
: NURUL HUDA
STAMBUK
: F1D1 10 081
KELOMPOK :
IV
(EMPAT)
ASISTEN
: AGUNG JULIANTO, S.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Darah merupakan
jaringan air pada tubuh yang terus menerus beredar dalam pembuluh darah. Volume
darah pada orang dewasa adalah 4,5 – 5 l. Darah terdiri atas sel darah merah
dan plasma. Sel darah merah terdiri dari eritrosit, lekosit dan trombosit. Sel
terbanyak adalah sel darah
merah
yaitu mencapai 5 juta / ml, trombosit : 250.000-400.000 / ml dan lekosit :
5.000-10.000 /ml.
Setiap manusia memiliki darah, namun tidak semua manusia memiliki
golongan darah yang sama. Golongan darah ditentukan dari jenis
zat dalam eritrosit dan aglutinin dalam plasma darah. Berdasarkan
adanya molekul tertentu pada membran sel darah merah diketahui ada beberapa
golongan darah. Molekul-molekul ini mempunyai sifat antigenetik, yang dapat
menimbulkan reaksi imun. Keadaan ini harus diperhatikan pada proses
transfusi. Penggolongan darah yang terpenting adalah penggolongan darah ABO.
Seseorang perlu untuk mengetahui golongan darahnya masing-masing.
Banyak mamfaat manusia bila mengetahui golongan darahnya. Misalanya
untuk melakukan tranfusi darah manusia harus memeriksakan golongan
darahnya terlebih dahulu. Karena bila kita akan melakukan tranfusi darah,
manusia harus memiliki golongan darah yang sama, untuk itu pada praktikum kali ini akan dilakukan uji golongan darah.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada praktikum uji golongan darah yaitu :
1.
Bagaimana
cara test golongan darah?
2.
Bagaimana
mengetahui golongan darah individu?
C.
Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum uji golongan darah yaitu :
1.
Untuk
mengetahui cara test golongan darah.
2.
Untuk
mengetahui golongan darah individu.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Darah
adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume
darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–laki dan 4,5
liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan
natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam ini menyingkirkan
ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah
(Abbas, 1997).
Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua
jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi trnsfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Guyton, 1987).
Golongan darah menurut
system MNSs, dalam tahun 1972 K. Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen
baru yang disebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan bahwa sel darah merah
seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut. Golongan
darah menurut sistem Rh, K. Landsteiner dan A. S. Wiener pada tahun 1940
menemukan antigen baru lagi yang dinamakan faktor Rh (singkatan dari kata
Rhesus, ialah sejenis kera di India yang dulu banyak dipakai untuk penyelidikan
darah orang). Golongan darah dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Golongan darah
Rh positif (Rh+) ialah orang yang memiliki antigen Rh
dalam eritrositnya sehingga waktu darahnya dites dengan anti serum yang
mengandung anti Rh maka eritrositnya menggumpal, golongan darah Rh negatife (Rh-) ialah orang
yang tidak memiliki antigen Rh di dalan eritrositnya, sehingga eritrositnya
tidak menggumpal pada waktu dites (Suryo, 2001).
Menurut sistem
A, B, O, ada 4 macam golongan darah, berdasarkan macam aglutinogennya. Keempat
golongan darah itu ditentukan oleh 3 macam alela yang diberi simbol I (
isoaglutinogen): gen IA pembentuk aglutinogen A, gen IB
pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk
aglutinogen (Foster, 2002).
Golongan darah pada manusia bersifat
herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat
mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum
dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa
penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang
dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut
tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer
membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O.
Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan
dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin (Kimball,
1990).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan
Tempat
Praktikum
uji golongan darah dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Mei 2012 pukul 07.30 WITA
sampai selesai, dan bertempat di Laboratorium Lanjut Biologi Fakultas MIPA
Universitas
Haluoleo.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum uji golongan darah dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. Alat serta
fungsinya yang digunakan pada praktikum uji golongan darah
No
|
Nama Alat
|
Fungsi
|
1
|
Blood
lancet
|
Untuk
menusuk jari
|
2
|
Jarum
pentul
|
Untuk mencampur darah dan zat anti
|
3
|
Kaca objek
|
Untuk menaruh darah yang akan diuji
|
Tabel 2. Bahan
serta fungsinya yang digunakan pada praktikum uji golongan darah
No
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Darah
|
Sebagai
bahan yang akan diuji
|
2
|
Zat anti A
|
Sebagai
penentu golongan darah
|
3
|
Zat anti B
|
Sebagai
penentu golongan darah
|
4
|
Zat anti D
|
Sebagai
penentu golongan darah Rh
|
5
|
Alkohol
|
Untuk mengusap jari yang akan diambil darahnya
|
6
|
Kapas
|
Sebagai pembersih kaca objek
|
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum uji golongan darah yaitu :
1.
Mengambil kaca objek kemudian tetesi
3 tetes darah praktikan pada tempat yang berbeda pada gelas objek.
2.
Meneteskan 1 tetes zat anti A pada
tetesan darah yang pertama.
3.
Meneteskan 1 tetes zat anti B pada
tetesan darah yang kedua.
4.
Meneteskan 1 tetes zat anti D pada
tetesan darah yang ketiga.
5.
Mencampurkan darah dan zat anti yang
diteteskan pada masing-masing tempat.
6.
Melihat penggumpalan yang terjadi
pada ketiga tetesan darah tersebut dan menentukan golongan darah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum uji golongan darah yaitu:
No
|
Nama
Mahasiswa
|
Golongan
Darah
|
1
|
Yurnal
|
B
|
2
|
Nur Asni
|
O
|
3
|
Yustin
|
A
|
4
|
Riadi
|
B
|
5
|
Gede
|
B
|
6
|
Daud
|
A
|
7
|
Dian
|
AB
|
8
|
Adi Parman
|
O
|
9
|
Jendri
|
O
|
10
|
Andra
|
O
|
B.
Pembahasan
Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Membran
sel darah merah manusia mengandung zat antigen A, atau antigen B atau keduanya
atau tidak dua-duanya. Bila direksikan dengan anti bodi hemoglobin yang sesuai,
akan mengaglutinasikan SDM tersebut. Reaksi ini dinamai reaksi aglutinasi
langsung karena antigen yang diikat oleh antibody merupakan bagian integral
dari SDM.
Cara
pengujian golongan darah
adalah dengan mencocokkan dengan ketentuan bila sampel darah + zat anti A = menggumpal,
berarti golongan darah A, bila sampel darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B, bila sampel darah + zat anti A = menggumpal dan
ditambah zat anti B = menggumpal, berarti golongan darah AB dan bila sampel darah + zat anti A = tidak
menggumpal dan ditambah zat anti B = tidak menggumpal, berarti golongan darah O. Dari data kelas pada praktikum ini
maka, darah praktikan yang menggumpal setelah dicampur zat anti A ada 2 orang,
darah praktikan yang menggumpal
setelah dicampur zat anti B ada 3 orang, menggumpal setelah dicampur zat anti
A dan zat anti B
ada 1 orang dan tidak menggumpal setelah dicampur zat anti A maupun zat anti
B ada 4 orang. Jadi
perbandingan golongan darah A : B : AB : O adalah 2 : 3 : 1 : 4.
Berdasarkan hasil percobaan dan
pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa golongan darah pada
manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda dan golongan darah seseorang
dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Apabila antigen A bertemu dengan darah dan
terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah A dan mempunyai
antibodi terhadap antigen B, yang akan menolak golongan darah B. Apabila antigen B bertemu dengan darah dan
terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah B dan mempunyai
antibodi terhadap antigen A, yang akan menolak golongan darah A. Apabila antigen A dan B bertemu dengan darah dan
terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah AB yang dapat
menerima semua jenis golongan darah. Apabila antigen A dan B bertemu dengan darah dan
tidak terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah O dan
mempunyai antibodi terhadap antigen A dan B yang tidak dapat menerima golongan
darah A dan B tetapi dapat mendonor pada semua golongan darah.
Golongan
darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan anti bodi yang
terkandung darah tersebut. Golongan
darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya, golongan darah B memiliki B pada
permukaan pada sel arah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A
dalam serum darahnya, golongan
darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B dan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Jenis penggolongan darah lain
adalah dengan memanfaatkan faktor rhesus atau
factor Rh. Mereka yang memiliki factor Rh pada permukaan sel darah merahnya
disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali
digabungkan dengan penggolongan ABO. Kecocokan
faktor Rhesus amat penting karena
ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-
dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan
hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia
melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
V. PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Test golongan
darah adalah bila darah + zat anti A = menggumpal,
maka golongan
darah A, darah
+ zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B, darah + zat anti A = menggumpal dan darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah AB dan darah + zat anti A = tidak
menggumpal dan darah + zat anti B = tidak menggumpal, maka golongan darah O.
2.
Golongan
darah A bila darah yang ditetesi anti A
terjadi aglutinasi, golongan darah B bila
darah yang ditetesi anti B terjadi aglutinasi, golongan darah AB bila darah yang ditetesi anti A dan B terjadi aglutinasi dan
golongan darah O bila darah yang ditetesi anti A dan B tidak terjadi aglutinasi.
B. Saran
Saran yang dapat disimpulkan pada
praktikum kali ini adalah agar asisten bisa lebih mengarahkan praktikan yang
akan menjadi probandus, karena praktikan selalu berebut sehingga keadaan
menjadi gaduh.
DAFTAR
PUSTAKA
Abbas, 1997, Biologi
Cetakan KeTiga, Yudistira,
Jakarta.
Foster, B.
2002. Buku Pelajaran Siap SPMB IPA. Ganesha Operation. Bandung.
Guyton. A., 1987, Fisiologi Manusia, EGC. Jakarta.
Kimball, J. W.
1990. Biologi Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta.
Suryo. 2001. Genetika Manusia
Cetakan Kesembilan. UGM Press. Yogyakarta
No comments:
Post a Comment