Powered By Blogger

Wednesday, 9 April 2014

UJI GOLONGAN DARAH


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PERCOBAAN XI

UJI GOLONGAN DARAH


OLEH
NAMA                 :  NURUL HUDA
STAMBUK         :  F1D1 10 081
KELOMPOK      :  IV (EMPAT)
ASISTEN             :  AGUNG JULIANTO, S.Si




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012


I.     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Darah merupakan jaringan air pada tubuh yang terus menerus beredar dalam pembuluh darah. Volume darah pada orang dewasa adalah 4,5 – 5 l. Darah terdiri atas sel darah merah dan plasma. Sel darah merah terdiri dari eritrosit, lekosit dan trombosit. Sel terbanyak adalah sel darah merah yaitu mencapai 5 juta / ml, trombosit : 250.000-400.000 / ml dan lekosit : 5.000-10.000 /ml.
Setiap manusia memiliki darah, namun tidak semua manusia memiliki golongan darah yang sama. Golongan darah ditentukan dari jenis zat dalam eritrosit dan aglutinin dalam plasma darah. Berdasarkan adanya molekul tertentu pada membran sel darah merah diketahui ada beberapa golongan darah. Molekul-molekul ini mempunyai sifat antigenetik, yang dapat menimbulkan reaksi imun. Keadaan ini  harus diperhatikan pada proses transfusi. Penggolongan darah yang terpenting adalah penggolongan darah ABO.
Seseorang  perlu untuk mengetahui golongan darahnya masing-masing.  Banyak mamfaat manusia bila mengetahui golongan darahnya. Misalanya untuk  melakukan tranfusi darah manusia harus memeriksakan golongan darahnya  terlebih dahulu. Karena bila kita akan melakukan tranfusi darah, manusia harus memiliki golongan darah yang sama, untuk itu pada praktikum kali ini akan dilakukan uji golongan darah.

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum uji golongan darah yaitu :
1.    Bagaimana cara test golongan darah?
2.    Bagaimana mengetahui golongan darah individu?
C.      Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum uji golongan darah yaitu :
1.    Untuk mengetahui cara test golongan darah.
2.    Untuk mengetahui golongan darah individu.















II.  TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam ini menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah (Abbas, 1997).
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi trnsfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Guyton, 1987).
Golongan darah menurut system MNSs, dalam tahun 1972 K. Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru yang disebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan bahwa sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut. Golongan darah menurut sistem Rh, K. Landsteiner dan A. S. Wiener pada tahun 1940 menemukan antigen baru lagi yang dinamakan faktor Rh (singkatan dari kata Rhesus, ialah sejenis kera di India yang dulu banyak dipakai untuk penyelidikan darah orang). Golongan darah dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Golongan darah Rh positif (Rh+) ialah orang yang memiliki antigen Rh dalam eritrositnya sehingga waktu darahnya dites dengan anti serum yang mengandung anti Rh maka eritrositnya menggumpal, golongan darah Rh negatife (Rh-) ialah orang yang tidak memiliki antigen Rh di dalan eritrositnya, sehingga eritrositnya tidak menggumpal pada waktu dites (Suryo, 2001).
Menurut sistem A, B, O, ada 4 macam golongan darah, berdasarkan macam aglutinogennya. Keempat golongan darah itu ditentukan oleh 3 macam alela yang diberi simbol I ( isoaglutinogen): gen IA pembentuk aglutinogen A, gen IB pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk aglutinogen (Foster, 2002).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin (Kimball, 1990).

III.   METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum uji golongan darah dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Mei 2012 pukul 07.30 WITA sampai selesai, dan bertempat di Laboratorium Lanjut Biologi Fakultas MIPA Universitas  Haluoleo.
B.       Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum uji golongan darah dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. Alat serta fungsinya yang digunakan pada praktikum uji golongan darah
No
Nama Alat
Fungsi
1
Blood lancet
Untuk menusuk jari
2
Jarum pentul
Untuk mencampur darah dan zat anti
3
Kaca objek
Untuk menaruh darah yang akan diuji

Tabel 2. Bahan serta fungsinya yang digunakan pada praktikum uji golongan darah
No
Nama Bahan
Fungsi
1
Darah
Sebagai bahan yang akan diuji
2
Zat anti A
Sebagai penentu golongan darah
3
Zat anti B
Sebagai penentu golongan darah
4
Zat anti D
Sebagai penentu golongan darah Rh
5
Alkohol
Untuk mengusap jari yang akan diambil darahnya
6
Kapas
Sebagai pembersih kaca objek





C.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum uji golongan darah yaitu :
1.    Mengambil kaca objek kemudian tetesi 3 tetes darah praktikan pada tempat yang berbeda pada gelas objek.
2.    Meneteskan 1 tetes zat anti A pada tetesan darah yang pertama.
3.    Meneteskan 1 tetes zat anti B pada tetesan darah yang kedua.
4.    Meneteskan 1 tetes zat anti D pada tetesan darah yang ketiga.
5.    Mencampurkan darah dan zat anti yang diteteskan pada masing-masing tempat.
6.    Melihat penggumpalan yang terjadi pada ketiga tetesan darah tersebut dan menentukan golongan darah.











IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum uji golongan darah yaitu:
No
Nama Mahasiswa
Golongan Darah
1
Yurnal
B
2
Nur Asni
O
3
Yustin
A
4
Riadi
B
5
Gede
B
6
Daud
A
7
Dian
AB
8
Adi Parman
O
9
Jendri
O
10
Andra
O

B.       Pembahasan
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Membran sel darah merah manusia mengandung zat antigen A, atau antigen B atau keduanya atau tidak dua-duanya. Bila direksikan dengan anti bodi hemoglobin yang sesuai, akan mengaglutinasikan SDM tersebut. Reaksi ini dinamai reaksi aglutinasi langsung karena antigen yang diikat oleh antibody merupakan bagian integral dari SDM.
Cara pengujian golongan darah adalah dengan mencocokkan dengan ketentuan bila sampel darah + zat anti A = menggumpal, berarti golongan darah A, bila sampel darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B, bila sampel darah + zat anti A = menggumpal dan ditambah zat anti B = menggumpal, berarti golongan darah AB dan bila sampel darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B = tidak menggumpal, berarti golongan darah O. Dari data kelas pada praktikum ini maka, darah praktikan yang menggumpal setelah dicampur zat anti A ada 2 orang, darah praktikan yang menggumpal setelah dicampur zat anti B ada 3 orang, menggumpal setelah dicampur zat anti A dan zat anti B ada 1 orang dan tidak menggumpal setelah dicampur zat anti A maupun zat anti B ada 4 orang. Jadi perbandingan golongan darah A : B : AB : O adalah 2 : 3 : 1 : 4.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda dan golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Apabila antigen A bertemu dengan darah dan terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah A dan mempunyai antibodi terhadap antigen B, yang akan menolak golongan darah B. Apabila antigen B bertemu dengan darah dan terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah B dan mempunyai antibodi terhadap antigen A, yang akan menolak golongan darah A. Apabila antigen A dan B bertemu dengan darah dan terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah AB yang dapat menerima semua jenis golongan darah.  Apabila antigen A dan B bertemu dengan darah dan tidak terjadi penggumpalan maka orang tersebut bergolongan darah O dan mempunyai antibodi terhadap antigen A dan B yang tidak dapat menerima golongan darah A dan B tetapi dapat mendonor pada semua golongan darah.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan anti bodi yang terkandung darah tersebut. Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya, golongan darah B memiliki B pada permukaan pada sel arah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya, golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B dan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Jenis penggolongan darah lain adalah dengan memanfaatkan faktor rhesus atau factor Rh. Mereka yang memiliki factor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.

V.  PENUTUP
A.      Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Test golongan darah adalah bila darah + zat anti A = menggumpal, maka golongan darah A, darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B, darah + zat anti A = menggumpal dan darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah AB dan darah + zat anti A = tidak menggumpal dan darah + zat anti B = tidak menggumpal, maka golongan darah O.
2.    Golongan darah A bila darah yang ditetesi anti A terjadi aglutinasi, golongan darah B bila darah yang ditetesi anti B terjadi aglutinasi, golongan darah AB bila darah yang ditetesi anti A dan B terjadi aglutinasi dan golongan darah O bila darah yang ditetesi anti A dan B tidak terjadi aglutinasi.
B.       Saran
Saran yang dapat disimpulkan pada praktikum kali ini adalah agar asisten bisa lebih mengarahkan praktikan yang akan menjadi probandus, karena praktikan selalu berebut sehingga keadaan menjadi gaduh.



DAFTAR PUSTAKA
Abbas, 1997, Biologi Cetakan KeTiga, Yudistira, Jakarta.
Foster, B. 2002. Buku Pelajaran Siap SPMB IPA. Ganesha Operation. Bandung.
Guyton. A., 1987,  Fisiologi Manusia, EGC. Jakarta.
Kimball, J. W. 1990. Biologi Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta.
Suryo. 2001. Genetika Manusia Cetakan Kesembilan. UGM Press. Yogyakarta

No comments:

Post a Comment