LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PERCOBAAN XI
“SISTEM
KARDIOVASKULER”
OLEH
NAMA
: NURUL HUDA
STAMBUK :
F1D1 10 081
KELOMPOK : IV (EMPAT)
PRODI : BIOLOGI
ASISTEN
PEMBIMBING : AGUNG JULIANTO S.Si
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler
merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mempertahankan
kualitas dankuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri
atas jantung sebagaialat pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem
kardiovaskuler yang sehatditandai dengan proses sirkulasi yang normal, apabila
sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka
akan dapat
menimbulkan berbagai penyakit bahkan bisa mematikan.
Tubuh
manusia tersusun atas berbagai organ penting yang saling berhubungan dan
melakukan fungsinnya masing – masing. Salah satunya adalah jantung.
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh karena jantung membawa
bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel seluruh tubuh melalui medium
darah, sehingga jantung berperan penting dalam sistem sirkulasi.
Pada saat ini, gangguan pada sistem kardiovaskuler
merupakan penyebab kematian paling
tinggi. Pada awalnya gangguan pada sistem kardiovaskuler sering tidak terdeteksi dan gangguan tersebut baru bisa
terdeteksi pada saat penyakitsudah dalam keadaan akut.Untuk mengetahui dan
mendeteksi tanda-tanda lebih dini bila terdapat kelainan pada sistem kardiovaskuler sebelum
menimbulkan penyakit yang dapat berakibat fatal, ada baiknya mengetahui
bagaimana kerja dari sistem kardiovaskuler tersebut, sehingga dengan
mengetahuinya diharapkan mampu untuk mencegah berbagai penyakit yang berhubungan dengan system kardiovaskuler ini bila terjadi keabnormalan. Dengan alasan tersebut penulis tertarik untuk
membahasnya melalui pembuatan laporan ini.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum sistem
kardiovaskuler yaitu :
1.
Bagaimana mengamati struktur anatomi jantung?
2.
Bagaimana mengukur denyut nadi?
3.
Bagaimana mengukur tekanan darah sistole dan diastole?
4. Bagaimana
mengamati sel darah putih?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan
pada praktikum sistem kardiovaskuler yaitu :
1.
Untuk mengamati
struktur anatomi jantung
2.
Untuk mengukur denyut nadi
3.
Untuk mengukur tekanan darah sistole dan diastole
4.
Untuk mengamati sel darah putih
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem kardiovaskuler banyak terdapat serabut-serabut saraf
sistem saraf otonom yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem parasimpatis
dan simpatis. Keduanya mempunyai efek yang saling berlawanan dalam kerja
jantung. Didalam persyarafan jantung terdapat 2 buah sensor utama yaitu
baroreseptor dan kemoreseptor. Baroreseptor terletak di lengkung aorta
dan sinus karotikus. Fungsinya adalah untuk menghambat aktivitas jantung
dan menurunnya tekanan arteria memulai refleks kegiatan jantung.
Sedangkan kemoreseptor terletak dalam badan karotis dan badan aorta. Fungsinya
untuk meningkatkan aktifitas jantung dengan adanya rangsangan dari medulla
oblongata (Evelyn, 2009).
Jantung terbagi menjadi 2 atrium
(atrium dextra dan atrium sinistra) dan 2 ventrikel (ventrikel dextra dan
ventrikel sinistra). Ruangan jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh
darah besar (arteria pulmonalis dan aorta) membentuk dasar jantung.
Secara anatomi, atrium terpisah terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah
(ventrikel) oleh suatu annulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup
jantung dan tempat meletaknya keempat katup jantung dan tempat melekatnya katup
maupun otot. Jantung dibagi menjadi 2 pompa yang
terpisah yaitu bagian pompa sisi kanan dan sisi kiri. Bagian dextra
memompa darah dari seluruh tubuh menuju pulmo untuk dibersihkan. Namun bagian
sinistra memompa darah dari pulmo menuju seluruh tubuh (Sylvia ,2006).
Macam Peredaran Darah Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan
dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati
jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda
yang terdiri dari peredaran darah panjang/besar/sistemik Adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung
lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa
melalui vena menuju serambi kanan ( atrium ) jantung. Peredaran darah
pendek/kecil/pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke
paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik
kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis , di alveolus paru-paru
darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya
akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis (Soewolo, 1999).
Darah yang mengandung banyak CO2 mengalir melalui
vena cava superior (dari ekstremitas atas, cavitas thorax, cavitas abdominalis)
dan inferior (dari ekstremitas bawah). Darah masuk ke atrium dexter untuk
selanjutnya mengalir menuju ventrikel dexter melewati katup trikuspidal.
Kemudian darah keluar dari ventrikel untuk menuju pulmo melewati arteri
pulmonalis yang memiliki katup semilunar pulmonalis untuk dibersihkan darahnya
(disaring CO2 nya untuk diganti dengan O2 melalui
alveolus pulmo). Setelah dibersihkan darah keluar dari pulmo menuju
atrium sinister melalui vena pulmonalis. Setelah tiba di atrium dexter,
darah akan mengalir menuju ventrikel sinister melalui katup bikuspidal.
Kemudian darah akan dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta yang terdapat katup
semilunar aorta (Wulangi, 2006).
Sistem sirkulasi berkontribusi terhadap homeostasis dalam
tubuh. Sistem ini berfungsi sebagai perangkat untuk pemindahan dan penyaluran
berbagai bahan dari suatu bagian tubuh ke bagian lain dengan cepat. Tanpa
sistem sirkulasi ini, zat-zat yang berguna bagi tubuh akan sampai dengan waktu
yang relatif lebih lama. Namun dengan sistem transportasi ini hanya perlu
beberapa detik untuk sampai ke tujuan melalui kerja pompa cepat jantung
secara difusi sehingga organ-organ didalam tubuh akan tetap bekerja secara
normal (Sherwood, 2001).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Mei 2012 pukul 07.30 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Lanjutan Biologi
Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat dan kegunaan di pakai pada praktikum sistem kardiovaskulaer yaitu
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan yang dipakai pada praktikum ini
No
|
Nama
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Sphigmomano meter
|
Untuk mengukur tekanan darah sistole dan distole
|
2.
|
Stop watch
|
Waktu yang digunakan untuk menghitung denyut
jantung
|
3.
|
Stetoskop
|
Untuk mengukur denyut jantung
|
4.
|
Alat tulis menulis
|
Untuk menulis hasil pengamatan
|
Sedangkan bahan dan
kegunaan yang dipakai pada praktikum sistem kardiovaskuler yaitu dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan yang dipakai pada praktikum ini
No
|
Nama
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Probandus
|
Sebagai bahan percobaan
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum sistem kardiovaskular yaitu:
1.
Mengamati
struktur anatomi jantung dengan langkah-langkah :
Ø
Mengambil preparat jantung yang
tersedia, kemudian kami membedah dengan alat yang ada kemudian mengamati dengan
seksama bagian-bagiannya dan membuat gambarnya.
Ø Valvula tricuspidalis
Ø Valvula semilunaris
Ø Septum interventrikuler
Ø Vena cava anterior
Ø Vena cava posterior
|
Ø
Atrium kanan
(dextra)
Ø
Atrium kiri
(sinistra)
Ø
Ventrikel
kanan
Ø
Ventrikel
kiri
Ø
Valvula
bicuspidalis
Ø
aorta
2.
Mengukur denyut nadi dengan lankah-langkah :
menempelkan jari di arteri radialis dan akan terasa pulpus (denyutan sebagai
respon dari gerak jantung. Menghitung denyutan setiap menitnya)
3.
Memgamati tekanan darah sistole dan diastole. Mengambil
sabuk menekan yang telah dilengkapi dengan pompa kemudian melilitkan pada
lengan (di atas siku) pipanya menghubungkan dengan tensimeter (Sphigmomano
meter). Kemudian meletakan kepala stetoskop di bawah sabuk tekan di atas arteri
dan mendengarkan denyut jantung. Setelah itu memompa sampai bunyi jantung tidak
terdengar, setelah itu memutar sekrup di dekat pompa tersebut untuk mengurangi
tekanan dan jangan lupa monitor terus sampai terdengar bunyi jantung dan
melihat pada skala tensimeter untuk mengetahui tekanan sistole. Setelah itu
memutra terus secara perlahan-lahan sampai bunyi jantung tidak termonitor lagi
dan melihat pada skala tensimeter untuk mengetahui tekanan diastole.
4.
Mengamati
morfologi sel darah putih:
Ø Meletakkan preparat apus di bawah mikroskop mengamati
dengan perbesran lemah, mencari tempat yang pas untuk mengamati bentuk sel
darah merah, sel-sel darah putih.
Ø Kemudian mengamati dengan perbesaran kuat, lebih baik
apabila pada preparat apus diberi minyak
emersi.
Pada pengamatan dengan perbesaran kuat korpuskuker darah
akan terlihat sebagai berikut:
1.
Eritrosit, akan
terlihat bulat bikonkaf tanpa inti, dengan warna kemerahan (pada mamalia).
Sedangkan pada unggas dan kloala sel darah merahnya berinti.
2.
Leukosit granulosit
(sitoplasma bergranula)
a.
Neutrofil
sitoplasma terdapat granula kecil tercatat merah jambu (pink)
b.
Eosinofil
sitoplasma terdapat granula kecil berwarna merah keunguan.
c.
Basofil sitoplasma
terdapat granula berwarna ungu atau biru
3.
Monosit dan
limposit dalam sitoplasma tidak terdapat granula
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum sistem kardiovaskuler yaitu:
1.
Pengamatan struktur
jantung
2.
Mengukur denyut nadi
No
|
Nama Mahasiswa
|
Denyut nadi/menit
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
La Riadi
Wd. Hasria
Fitriani
Jendri
Dian
Adi
|
48/menit
30/menit
42/menit
49/menit
38/menit
51/menit
|
3.
Tekanan darah sistole dan diastole
No
|
Nama Mahasiswa
|
Sistole/Diastole
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
La Riadi
Wd. Hasria
Fitriani
Jendri
Dian
Adi
|
126/80
125/80
100/60
120/90
120/80
120/70
|
4.
Pengamatan sel darah merah dan sel darah putih
|
|
|
Jenis Sel
darah Putih
|
Gambar
|
1. Leukosit Granulosit
|
Neutrofil
|
Eosinofil
|
|
Basofil
|
|
2.
Leukosit Agranulasit
|
Monosit
|
Limposit
|
B.
Pembahasan
Sistem kardiovaskuler
merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk
mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri
atas jantung sebagai alat pompa
utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal,
apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka
akan dapat
menimbulkan berbagai penyakit bahkan bisa mematikan.
Pada
Praktikum kali ini yaitu tentang sistem kardiovaskuler, dimana kami akan
mengamati struktur anatomi jantung, mengukur denyut nadi, mengukur tekanan
darah sistole dan diastole dan mengamati morfologi sel darah putih. Adapun
bahan yang kami gunakan untuk mengukur denyut nadi dan mengukur tekanan darah
sistole dan diastole yaitu probandus/ praktikan dan alat yang digunakan yaitu Sphigmomano meter dan stetoskop.
Pada
pengamatan pertama yaitu mengamati struktur anatomi jantung. Sistem sirkulasi adalah sistem
transportasi tubuh yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi yang
berfungsi untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada di
seluruh tubuh. Sistem ini dimulai dari jantung yang kemudian darah dipompa ke berbagai organ seperti
ginjal, otot, dan otak.
Sistem ini mengangkut bahan-bahan yang sangat mutlak dibutuhkan oleh sel-sel
tubuh. Sistem sirkulasi berkontribusi
terhadap homeostasis dalam tubuh. Sistem ini berfungsi sebagai perangkat untuk
pemindahan dan penyaluran berbagai bahan dari suatu bagian tubuh ke bagian lain
dengan cepat. Tanpa sistem sirkulasi ini, zat-zat yang berguna bagi tubuh
akan sampai dengan waktu yang relatif lebih lama. Namun dengan sistem
transportasi ini hanya perlu beberapa detik untuk sampai ke tujuan
melalui kerja pompa cepat jantung secara difusi sehingga organ-organ didalam
tubuh akan tetap bekerja secara normal.
Sistem
ini akan terus berfungsi seumur hidup. Sistem sirkulasi terdiri atas 3
komponen dasar, yaitu: salah satunya
adalah Jantung. Anatomi jantung, jantung terletak di rongga toraks
sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di sebelah
posterior. Posisi jantung tepat berada di tengah. Namun bagian apexnya terletak
di sebelah kiri, sehingga pada waktu berkontraksi kita dapat merabanya pada dada
bagian kiri. Jantung terbagi menjadi 2 atrium (atrium dextra dan atrium
sinistra) dan 2 ventrikel (ventrikel dextra dan ventrikel sinistra). Ruangan
jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh darah besar (arteria pulmonalis dan
aorta) membentuk dasar jantung. Secara anatomi, atrium terpisah terpisah
dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu annulus fibrosus
(tempat terletaknya keempat katup jantung dan tempat meletaknya keempat katup
jantung dan tempat melekatnya katup maupun otot. Fisiologi jantung. Jantung dibagi menjadi 2 pompa yang
terpisah yaitu bagian pompa sisi kanan dan sisi kiri. Bagian dextra
memompa darah dari seluruh tubuh menuju pulmo untuk dibersihkan. Namun bagian
sinistra memompa darah dari pulmo menuju seluruh tubuh. Jantung dibagi menjadi 4 ruang. 2
atrium, 2 ventrikel. Diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra ada sekat
atrioventrikel (bikuspidal). Sedangkan antara atrium dextra dan ventrikel
dextra sekatnya trikuspidal. Diantara 2 belahan jantung agar darah arterial dan
venosa tidak tercampur juga ada sekat yang dinamakan septum. Histologi Jantung. Jantung terdiri atas 3 lapisan dari
dalam ke luar yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium dan terdiri dari 3
tipe otot yang utama, yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serabut otot
khusus penghantar rangsangan. Otot jantung bergaris-garis dengan pola yang sama
dengan pola yang terdapat pada otot rangka yang khas. Otot jantung memiliki
miofibril-miofibril yang mengandung aktin dan myosin. Jantung terdiri dari 2 sinsisium;
sinsisium atrium dan sinsisium ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh
jaringan fibrosa.
Cara kerja jantung terhadap fungsinya sebagai
pemompa darah di bentuk dalam dua mekanisme yakni sistole dan diastole. Sistole merupakan suatu fase
dimana atrium relaksasi, serta ventrikel dari jantung berkontraksi. Adanya
kontraksi ini menyebabkan daerah dalam ruang ventrikel bertekanan tinggi,
serta terjadi gerakan peristaltik sehingga darah akan mengalir ke ruang yang bertekanan
lebih rendah, yakni menuju arteri, untuk selanjutnya darah tersebut akan
beredar ke organ-organ melalui pembuluh darah. Pada saat berdenyut, setiap ruang
jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena
berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi
darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke
paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler)
yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir
di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara
bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri akan didorong
menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati
katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Pada diastole terjadi hal sebaliknya, dimana diastole merupakan suatu
fasesaat atrium kontraksi serta ventrikel relaksasi. Pada fase ini darah yang
berasaldari daerah tubuh bagian atas melalui vena cava superior dan darah dari
tubuh bagian bawah melalui vena cava inferior akan masuk pada atrium
dexter. Pada saat terjadi kontraksi atrium
terjadi tekanan yang lebih besar pada ruang atrium akibat kontraksinya tersebut,
sehingga adanya tekanan yang lebih besar pada bagian atrium ini di
bandingkan dengan daerah ventrikel, maka darah akan mengalir menuju ventrikel yang
bertekanan rendah.Darah tidak akan dapat mengalir lagi ke tempat semulanya. Hal
ini diakibatkan adanya katub yang
menjaga agar tidak terjadi regurgitasi. Selain menjaga agar darah tidak kembali
lagi ke tempat semula, katub ini juga berfungsi menjaga agar darah yang bersih
dan kaya akan oksigen tidak bercampur kembali dengan darah yang kaya akan
karbondioksida. Setelah terjadi mekanisme sistole
dan diastole, selanjutnya darah akan mengalir ke pembuluh darah berupa
pembuluh aorta menuju ke seluruh tubuh.Adanya mekanisme sistole dan diastole
ini juga akan membuat darah akan mengalir secara kontinyu di
pembuluh darah dalam mekanisme peredaran darah. Pada sistem kardiovaskuler tekanan sistole dan diastole ini dapat diukur. Pada tubuh yang normal didapatkan
bahwa tekanan sistole sebesar 120 mmHg serta tekanan pada saat diastole
sebesar 80 mmHg.
Selain tekanan sistole dan
diastole, pada sistem kardiovaskuler dapat juga diukur berapa frekuensi nadi seseorang. Frekuensi
nadi ini di dapat dari adanya gelombang yang merambat
dalam pembuluh darah akibat adanya tekanan sistole dan diastole yang dihasilkan oleh katub-katub yang
ada di dalam jantung. Gelombang itu menjalar
melalui aorta yang bersifat elastis, sehingga pada saat aorta itu terisi oleh darah, yang sebelumnya
juga sudah berisi darah maka aorta itu akan
kembang-kempis. Adanya kembang-kempis inilah yang dapat kita rasakan sebagai denyut nadi. Frekuensi nadi ini
dapat diukur dengan memegang arteri radialis sebagai tempat yang sering dan
dapat dengan mudah ditemukan untuk mengukur jumlah
frekuensi nadi. Biasanya pada keadaan normal frekuensi nadi seseorang rata-rata berjumlah 70-75 kali per
menit. Tekanan sistole, diastole serta denyut nadi,
sangatlah dibutuhkan dalam keadaan normal untuk menjaga
agar darah dapat mengalir dengan sempurna sehingga
pasokan Supply darah untuk organ-organnya pun optimal.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tekanan darah yaitu keadaan jantung itu sendiri serta
pengaruh dari luar jantung seperti usia, aktifitas maupun penyakit yang
dapat menyebabkan kelainan dan gangguan pada sistem kardiovaskuler sehingga darah tidak dapat beredar
secara normal. Untuk menjaga agar sistem
kardiovaskuler ini tetap dalam keadaan normal sehingga
mampu mempertahankan homeostatis cairan tubuh perlu perhatian yang mendalam dan menjaga agar sistem kardovaskuler ini
tetap berjalan normal terhadap arti pentingnya
dalam kehidupan manusia yang tidak akan pernah mampu
hidup jika sistem kardiovaskuler ini berhenti bekerja terutama
jantung berhenti berdetak walaupun hanya beberapa detik saja.
Pada
pengamatan terakhir yaitu mengamati sel darah merah dan sel darah putih. Darah
adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat
badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45%
sisanya terdiri dari sel darah. Darah
yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam
darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah
lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan
PH 7,37-7,45.
Darah selamanya
beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama
darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia
keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah
dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/
sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut
diperlukan untuk transfusi darah. Pada
tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari
berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah
tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan,
keadaan jantung, atau pembuluh
darah Kandungan dalam darah yaitu Air : 91%, Protein
: 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen), Mineral : 0,9% (natrium
klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi)
dan Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino).
Sel darah merah
(eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran
diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya
kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena
didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah merah adalah mengikat
oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat
karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.
Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang
telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen)
jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya
setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan
seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon
dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon
dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah
(eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses
pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan
berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan
akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang
kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari,
setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan
terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk
membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam
eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Sel
darah putih memiliki bentuk
dan sifat berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam
inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening
(tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000. Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu
membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES
(sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar
limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding
usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sel leukosit
disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan
tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman /
infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari
biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam
kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3
disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia. Macam- macam leukosit meliputi: a. Agranulosit : Sel
leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari: Limposit, macam leukosit yang dihasilkan
dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di
dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira-
kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam
jarigan tubuh
dan monosit terbanyak
dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit
dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar,
warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya
lembayung muda.
b) Granulosit, Disebut juga leukosit granular terdiri dari neutrofil
atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%, Eusinofil ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24% dan Basofil. Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.
atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%, Eusinofil ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24% dan Basofil. Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.
V. PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan
maka dapat ditarik simpulan bahwa :
1.
Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk
mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri
atas jantung sebagai alat pompa
utama, pembuluh darah, serta darah.
2.
Denyut nadi dapat diperiksa melalui arteri carotis communis,
arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri femoris, arteri poplitea, arteri
tibialis, dsb. Pemeriksaan yang biasanya dilakukan adalah pada arteri
radialis karena paling mudah dan jelas. Pemeriksaan denyut nadi pada
arteri dorsalis pedis biasanya dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
pengerasan pada dinding arteri / mengetahui kualitas dan ekualitas
arteri. Kecepatan denyut nadi normal berkisar antara 60-100 x/menit. Lebih
dari 100 x/menit dinamakan takikardia, sedangkan kurang dari 60 x/menit disebut
brakikardia.
3.
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah
terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Nilai normal tekanan darah : Pada bayi 50 : 70 – 90 mmHg, Pada anak anak 60 : 80 – 100 mmH, Pada remaja 60 – 70 : 90 – 110 mmHg, Pada dewasa muda 60 – 70 : 110 – 125 mmHg dan Orang tua 80 – 90 : 130 – 150 mmHg.
B.
Saran
Saran
yang dapat kami ajukan pada praktikum kali ini yaitu agar kepada praktikan lebih serius lagi dalam menjalankan
praktikum supaya tujuan praktikum dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn, 2009. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.
Soewolo, 1999. Fisiologi Manusia, Malang FMIPA UNM. EGC, Jakarta.
Sylvia
Prince,2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa. EGC, Jakarta.
Sherwood,
L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem.
EGC, Jakarta.
Wulangi. S., 2006, Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud, Jakarta.
LAPORAN SEMENTARA
Judul :
Sistem kardiovascular
Tujuan
:
1. Untuk mengamati struktur anatomi jantung
2. Untuk mengukur
denyut nadi
3. Untuk mengukur
tekanan darah sistole dan diastole
4. Untuk mengamati
sel darah putih
Hari/tanggal
: Jumat,
11 Mei 2012
Hasil
pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum sistem kardiovaskuler yaitu:
1. Pengamatan struktur jantung
2. Mengukur denyut
nadi
No
|
Nama Mahasiswa
|
Denyut nadi/menit
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
La Riadi
Wd. Hasria
Fitriani
Jendri
Dian
Adi
|
48/menit
30/menit
42/menit
49/menit
38/menit
51/menit
|
3. Tekanan darah
sistole dan diastole
No
|
Nama Mahasiswa
|
Sistole/Diastole
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
La Riadi
Wd. Hasria
Fitriani
Jendri
Dian
Adi
|
126/80
125/80
100/60
120/90
120/80
120/70
|
4.
Pengamatan sel darah merah dan sel darah putih
|
|
|
Jenis Sel
darah Putih
|
Gambar
|
3. Leukosit Granulosit
|
Neutrofil
|
Eosinofil
|
|
Basofil
|
|
4.
Leukosit Agranulasit
|
Monosit
|
Limposit
|
Nama-Nama Kelompok IV (Empat)
:
1. NURUL HUDA
2. LA RIADI
3. RAHMAN
4. SUGIRENG
5.
Asisten Pembimbing
Agung Julianto , S.Si
No comments:
Post a Comment