Powered By Blogger

Wednesday, 9 April 2014

Hemolisis


I. PENDAHULAUAN

A. Latar Belakang
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas kedalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
Pada tumbuhan protoplasma sel mempunyai plasma dan pada hewan berupa selaput sel yang mampu mengatur sel secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya.  Terdapat dua proses fisiokimia yang penting, yaitu difusi dan osmosis, dengan adanya proses osmosis suatu selaput dinyatakan permeabel, semipermiabel, atau impermiabel.  Sistem transportasi pada tumbuhan melibatkan proses difusi, osmosis, dan transpor aktif.
B. Rumsan masalah
Rumusan masalah pada pratikum hemolisis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses terjadinya pristiwa hemolisis dan krenasi?
Apa yang terjadi setelah erosisit diberikan larutan Nacl 0,3%, Nacl 3% dan aquades?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pratikum hemolisis ini adalah untuk mendemonstrasikan peristiwa hemolisis dan krenasi.
D. Manfaat
Manfaat dari pratikum hemolisis ini adalah dapat mengetahui peristiwa hemolisis dan krenasi dan dapat mengetahui perubahan pada eritrosit setelah diberikan larutan.






II. TINJAUAN PUSTAKA
Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh  yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya.  Keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut dengan deplasmolisis.
Sel darah merah harus berada dalam keadaan yang isotonik , jika tidak akan terjadi pengkerutan yang disebut krenasi, sedangkan bila berada di dalam larutan yang hipertonik akan mengalami pembengkakan.  Kemudian pecah dan mengakibatkan keluarnya hemoglobin yang berwarna merah, peristiwa ini disebut hemolisis (Wikipedia, 2009).
Cairan yang memiliki tekanan atau konsentrasi sama dengan cairan dalam tubuh disebut isotonis (osmotic equilibrium), lebih tinggi dari pada dalam sel disebut hipertonis ,dan lebih rendah dari pada dalam sel disebut hipotonis. Cairan hipertonis akan menarik air secara osmosis dari sitoplasma ke luar sehingga eritrosit akan mengalami penyusutan dan membran selnya rusak tampak berkerut- kerut atau yang disebut krenasi atau plasmolysis. Sebaliknya, cairan hipotonis akan  menyebabkan air berpindah ke dalam sitoplasma eritrosit sehingga  eritrosit  menggembung (plasmoptysis) yang kemudian pecah (hemolisis) (Kimball, J.W., 1994).
Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu (Sumadia, 1994).
Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus.Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil. Proses sama yang terjadi pada tumbuhan adalah plasmolisis di mana sel tumbuhan juga mengecil karena dimasukkan ke dalam larutan hipertonik (Medicastore Online, 2010).
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. (Gunarso, 1998).















III. METODE PENELITIAN

A.      Waktu dan Tempat
Praktikum hemolisis dilaksanakan pada hari Jumat 16 Maret 2012 Pukul 07.30-Selesai WITA dan bertempat di Laboratorium Lanjut Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo, Kendari
B.       Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum Hemolisis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum hemolisis.
NO.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Tabung reaksi
Untuk menyimpan sampel darah
2.
Kaca objek
Untuk mengamati sampel darah
3.    
Kaca penutup
Untuk mengamati media pengamatan
4.
Rak tabung
Untuk menyimpan tabung reaksi
5.
Jarum blood lancet
Untuk mengeluarkan darah
6.
Kapas
Untuk membersihkan darah
7.
Mikroskop
Untuk melihat hasil amatan
8.
Alat tulis
Untuk mencatat hasil pengamatan
9.
Kamera digital
Untuk mengambil gambar objek pengamatan






C.      Bahan Praktikum
Bahan  yang digunakan pada praktikum Hemolisis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum hemolisis.
NO.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Larutan NaCl 0,9 %
Sebagai campuran sel darah merah untuk objek pengamatan
2.
Larutan NaCl 3%
Sebagai campuran sel darah merah untuk objek pengamatan
3.
Aquadest
Sebagai campuran sel darah merah untuk objek pengamatan
4.
Larutan alkohol 70%
Untuk mensterilkan jarum
5.
Darah 
Sebagai objek pengamatan


D.      Prosedur Kerja
       Prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1.      Menambahkan 3 – 5 tetes darah dalam tabung reaksi I yang berisi 2 ml

NaCl 0,9 %.

2.      Menambahkan 3 - 5 tetes pada tabung uji II yang berisi 2 ml aquades.
3.      Menambahkan 3 - 5 tetes larutan NaCl 3  %  pada tabung reaksi III.
4.      Membandingkan kecerahan dari ketiga larutan pada ketga tabung tersebut.
5.      Mengambil sampel larutan dari masing-masing tabung reaksi dengan pipet, kemudian meneteskan pada kaca objek yang bersih lalu ditutup dengan kaca penutup dan diamati dibawah mikroskop.
6 . Menggambar penampak sel darah merah pada ketiga preparat yang diamati.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :
Keterangan:
1. NaCl 0,9% + 3-5 tetes darah (larutan isotonis)
2. Aquadest + 3-5 tetes darah (Larutan hipotonis)
3. NaCl 3% + 3-5 tetes darah (larutan hipertonis)

 
3
 
2
 
1
 

No
Sampel darah
Eritrosit sebelum didedah
Larutan
Perubahan terjadi
Gambar
1.
3-5 tetes darah
Merah keruh
NaCl 0,9 %
Warna darah tetap
sel darah tetap/bikonkaf
2.
3-5 tetes darah
Merah keruh
aquadest
Warna darah menjadi merah transparan
Sel darah pecah
3.
3-5 tetes darah
Merah keruh
NaCl 3 %
Warna darah keruh/kabur
Sel darah mengkerut

B.  Pembahasan
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya.
Krenasi adalah peristiwa pengkerutan sel darah merah dalam larutan yang hipertonik.  Pengkerutan sel darah merah dalam larutan yang hipertonik disebut krenasi.  Sel darah yang diambil dari jari manis dengan menggunakan blood lanset diteteskan pada kaca benda, dimana sel darah merah itu berwarna merah hati.  Namun setelah ditetesi dengan larutan NaCl 0,3 N darah tersebut berubah menjadi lebih cair dari semula dan warnanya juga berubah menjadi lebih muda. 
 Hal ini terjadi karena sel darah tersebut berada dalam cairan yang hipertonik, sehingga sel darah menjadi mengkerut.  Proses krenasi ini terjadi pada sel darah merah yang mengkerut dengan cepat sekali.  Lain halnya dengan sel darah yang ditetesi dengan larutan HCl 0,1 N.  Darah yang semula berwarna merah hati berubaha menjadi warna yang lebih tua (merah tua) atau merah gelap dengan ditandai adanya warna kuning kehitaman disekitar plasma darah tersebut.  Hal ini terjadi karena sel darah merah berada pada cairan hipotenik, sehingga sel darah membengkak dan kemudian pecah yang menyebabkan keluarnya hemoglobin berwarna merah tua disertai pecahnya trombosit berwarna kuning disekitar plasma darah.  Pecahnya sel darah tersebut mengakibatkan terjadinya tumpangan antara sel darah merah yang membengkak.
Langkah pertama yang di lakukan pada praktikum kali ini yaitu menyiapkan alat dan bahan yang di gunakan. Kemudian mengambil tiga tabung reaksi simpan pada rak tabung, lalu menambahkan label pada tiap tabung reaksi, pada tabung pertama berisikan larutan NaCl 3%, pada tabung kedua berisikan aquades des, sedangkan pada tabung ketiga berisikan NaCl 0,9%. Kemudian masing- masing tabung ditambahkan tiga sampai lima tetes sal dara merah, kemudian amati dibawah mikroskop lalu amati perbahan yang terjadi pada masing- masing sampel, pada tatbung pertama yang telah dimasukkan larutan NaCl 0,9% dan sampel darah yang telah diteteskan sebanyak tiga sampai lima tetes tidak mengalami perubahan itu dikarenakan lartan NaCl 0,9% memiliki konsentrasi yang sama dengan sel darah atau isotonis, oleh karana itu darah yang diberi larutan NaCl 0,9% tidak mengalami perubahan. Akan tetapi bila darah tersebut terlalu lama di diamkan maka darah tersebut membeku dan terbentuklah benang-beenang fibrin yang akan membuat darah tersebut akan mengental dn tidak dapat tembus cahaya.
Pada tabung kedua yang berisikan aqudes dan sel darah merah akan mengalami perbahan, dimana sebelum ditambahkan aquades sampel bewarna merah keruh stelah di tambahkan aquades sampel berubah warna menjadi merah trasparan, di sebapkan karena medium plasma dan larutan akan masuk ke eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebapkan sel eritrosit mengembang.
Sedangkan pada tabung ketiga yang berisikan NaCl 3% juga mengalami perubahan warna, dimana sebelum di tambahkan tetesan darah sampel bewarna merah keruh, setelah didiamkan beberapa detik sampel langsung berubah warna menjadi merah kecoklatan, kemudian setelah dilihat dibawah mikroskop sampel tersebut mengalami perubahan bentuk yaitu menjadi berkerut atau mengalami krenasi dimana cairan dari eritrosit akan keluar dari membrane plasma, ini dikarenakan larutan NaCl 3% merupakan cairan hipertonis.





V. PENUTUP
A.  Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa  krenasi dan hemolisis diakibatkan oleh adanya perbedaan konsentrasi antara cairan dalam sel dengan larutan di lingkungan luar. Apabila konsentrasi air dalam sel lebih tinggi, maka akan terjadi krenasi, dan apabila konsentrasi cairan sel lebih rendah, maka akan terjadi hemolisis. Bila eritrosit mengalami hemolisis maka hemoglobin akan larut dalam mediumnya. Akibat dari terlarutnya hemoglobin tersebut, medium akan berwarna merah. Makin banyak eritrosit yang mengalami hemolisis maka makin merah warna
B.  Saran
Saran yang dapat kami ajukan pada praktikum kali ini yaitu agar kepada para praktikan lebih serius lagi dalam menjalankan praktikum supaya pratikum dapat berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, 1998. Dasar-dasar Histologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W., 1994. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Medicastore Online, 2010, Osmosis. http://www.medicastore.com, 25 Maret 2010
Sumadia, 1994. Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Wikipedia, 2009. Sel Darah Merah. http://id.Wikipedia.org/wiki/, 25 Maret 2010.








No comments:

Post a Comment