LAPORAN PRAKTIKUM I
BIOKIMIA
“ISOLASI PATI DENGAN ASAM”
OLEH
NAMA :
NURUL HUDA
NO.STAMBUK :
FI DI I0 081
PROG.STUDI :
BIOLOGI
KELOMPOK :
II {DUA}
ASISTEN :
DENDI ADITIA, S.Si
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem
pangan saat ini sedang gencar -gencarnya mengupayakan diversifikasi pangan dari
padi ke bahan pangan lain. Bahan pangan tersebut dapat diperoleh dari umbi-umbian
maupun yang lainnya. Umbi-umbian yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia
yakni ubi kayu dan ubi jalar. Kedua jenis umbi-umbian ini banyak dikonsumsi
karena selain murah, teknik budidayanya juga tidak terlalu rumit. Ubi jalar
memiliki peran yang besar dalam pembangunan pertanian sehingga prospeknya
sangat cerah apabila dikelola dan dikembangkan dengan pola agribisnis. Untuk
ubi kayu, permasalahan umum yang ada adalah rendahnya produksi dan produktivitas
yang disebabkan penerapan teknologi budidaya yang kurang tepat.
Tanaman ubi kayu atau singkong (Manihot
esculenta) merupakan salah satu komoditi yang mudah hidup hanya dengan
perbanyakan stek dan sangat digemari oleh masyarakat. Disamping sebagai bahan
makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan
ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral,
serat, kalsium dan fosfat.
Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu
cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas yang berkadar air tinggi,
seperti aneka umbi dan buah.
Keuntungan lain dari pengolahan produk setengah jadi yaitu sebagai bahan baku
yang fleksibel untuk industri pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta
menghemat nuangan dan biaya penyimpanan. Teknologi ini mencakup teknik
pembuatan sawut/chip/granula/grits, teknik pembuatan tepung,teknik separasi
atau ekstraksi dan pembuatan pati (Widowati, 2009).
Salah satu pemanfaatan dari ubi kayu adalah
pembuatan tepung tapioka.Tepung tapioka merupakan tepung pati ubi jalar. Pati
adalah bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Pati tersusun
dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat
lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan
amilopektin tidak bereaksi.
Pati digunakan sebagai bahan yang
digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam
industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil,
serta pada industri kosmetika.
B.
Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum isolasi pati dari ubi kayu yaitu :
1. Untuk
mengetahui cara mengisolasi pati dari ubi kayu.
2. Untuk
mengetahui % pati yang dihasilkan dari hasil percobaan.
C. Manfaat Praktikum
Adapun
manfaat dari praktikum yang telah dilakukan yaitu :
1. Dapat mengetahui cara mengisolasi pati dari
ubi kayu.
2. Dapat mengetahui % pati yang dihasilkan dari
hasil percobaan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ubi kayu merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak. Apabila
tidak diolah secara langsung, maka 3 hari setelah panen, ubi kayu akan
mengalami kerusakan (warna daging ubi kayu kebiru-biruan dan rasanya tidak
enak). Oleh karena itu, ubi kayu segar perlu diolah menjadi bahan lain seperti
diolah menjadi tepung tapioka. Pengolahan ubi kayu menjadi tepung bertujuan untuk memperpanjang
masa simpan, meningkatkan nilai tambah tanaman ubi kayu, diversifikasi makanan
dan sebagai bahan substitusi dalam industri pangan (Suismonoet al .,
2006).
Ubi kayu merupakan
sumber karbohidrat (34,70-37,90 g/100 g ubikayu)
sehingga dapat digunakan sebagai makanan pokok terutama di
daerah pedesaan, namun kandungan protein ubi kayu sangat rendah (0,80-1,20
g/100 gubi kayu) (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981).
Tepung digolongkan
menjadi dua, yaitu tepung tunggal adalah tepung yang dibuat dari satu jenis
bahan pangan, misalnya tepung beras, tepung kasava serta tepung ubi jalar, dan
tepung komposit yaitu tepung yang dibuat daridua atau lebih bahan pangan,
misalnya tepung komposit kasava-terigu-kedelai,tepung komposit jagung-beras,
atau tepung komposit kasava-terigu-pisang.Tujuan pembuatan tepung komposit antara
lain untuk mendapatkan karakteristik bahan yang sesuai untuk produk
olahan yang diinginkan atau untuk mendapatkan sifat fungsional tertentu.
Pertimbangan lain adalah faktor ketersediaan dan harga (Widowati, 2009).
Tepung
dan pati merupakan dua produk yang berbeda cara pembuatan maupun
sifat fsikokimia serta pemanfaatannya. Namun, seringkali terjadi kerancuan pengertian
antara dua produk tersebut. Pada pembuatan tepung, seluruh komponen yang
terkandung di dalambahan pangan dipertahankan keberadaannya, kecuali air. Sedangkan
pada pembuatan pati, pada prinsipnya hanya mengekstrak kandungan pati saja.
Oleh sebab itu, dalam pembuatan pati terdapat limbah padat (ampas), sedangkan
pada pembuatan tepung tidak ada limbah padat, kecuali kulit (Widowati, 2009).
Teknologi tepung
merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang
dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuatkomposit),
diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk dan lebih cepat
dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba praktis.
Prosedur pembuatan tepung sangat beragam, dibedakan berdasarkan sifat dan
komponen kimia bahan pangan. Namun secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bahan pangan yang tidak mudah menjadi coklat apabila
dikupas (kelompok serealia) dan bahan pangan yang mudah menjadi coklat
(kelompok aneka umbi dan buah yang kaya akan karbohidrat) (Widowati, 2009).
Produktivitas ubi kayu
rata-rata 30 ton/ha, dan kadar pati optimum pada umur panen 8-9 bulan.
Rendemen tepung ubi kayu atau disebut
tepung kasava sekitar 30%. Jadi satu hektar ubi kayu akan menghasilkan
rata-rata umbi sebesar 30 ton atau setara dengan 9 ton tepung (Widowati, 2009).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
isolasi pati dari ubi kayu dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Nama alat serta kegunaan yang digunakan
dalam praktikum isolasi pati dari ubi
kayu
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Gelas Beker
|
Sebagai wadah tempat aquadest
|
2
|
Gelas Ukur
|
Sebagai wadah dan tempat mengukur
kadar air
|
3
|
Blender
|
Untuk menghaluskan ubu kayu yang sudah
diparut
|
4
|
Kain Penyaring
|
Untuk menyaring pati ubi kayu
|
5
|
Timbangan
|
Untuk menimbang ubi kayu dan pati
|
Tabel 2. Nama bahan serta kegunaan yang digunakan
dalam praktikum isolasi pati dari ubi kayu
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
300 gr ubi kayu yang diparut
|
Sebagai obyek pengamatan
|
2
|
Etanol 95 %
|
Sebagai pengendap
|
B.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dari
praktikum isolasi pati dari ubi kayu yaitu sebagai berikut :
300 gr Ubi kayu yang sudah diparut
|
-
diblender dengan 100 ml air
-
saring dengan kain
-
cairan keruh ditampung
-
ditambahkan 100 ml air kemudian diblender
-
saring dengan kain
-
cairan keruh ditampung
-
ditambahkan 100ml air kemudian diblender
-
saring dengan kain
-
cairan keruh ditampung
|
Pati yang kering ditimbang
|
Endapkan cairan keruh yang ditampung
|
- disaring
dengan kain kedalam tabung erlenmeyer
- ditambahkan
etanol 95%
- kemudian
diendapkan selama 24 jam
- dipisahkan
antara pati yang sudah mengendap dan cairan
- dikeringkan
dibawah sinar matahari
|
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengamatan
Diketahui : Berat kertas saring = 1,2144
gr
Berat awal = 300 gr
Berat pati = 8,7691 gr
Berat
pati sesungguhnya
Berat
pati – berat kertas saring = ......... gr
x 100 %
|
Berat
pati
300
|
Ø
x 100 %
|
7,5547
300
|
=
2,51823 %
B.
Pembahasan
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) termasuk dalam famili Euphorbiaceae
merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Ubi kayu ada dua jenis yaitu
ubi kayu dengan kadar sianida (HCN) yang rendah dan ubi kayu beracun yang
mengandung kadar sianida tinggi. Umumnya ubi kayu digunakan sebagai bahan baku
industri tepung tapioka, glukosa, dextrin, asam sitrat (Esti dan Prihatman, 2000) dan
bioetanol (FAO, 2007).
Salah satu pemanfaatan ubi kayu adalah dengan
membuat olahan tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan tepung pati ubi kayu. Pembuatan
tepung tapioka adalah salah satu cara yang dapat menurunkan kadar asam sianida
sampai batas yang aman untuk dikonsumsi manusia. Pati ialah bahan utama
yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai
produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Pati tersusun dari dua macam
karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat
lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan
amilopektin tidak bereaksi. Cara pembuatan tepung tapioka yang baik adalah
melalui proses perendaman, pemarutan, pengepresan, penjemuran, penggilingan dan pengayakan(30 - 40 mesh).
Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahan
lama sehingga mudah rusak. Untuk pemasaran yang memerlukan waktu lama, ubi kayu
harus diolah dulu menjadi bentuk lain yang lebih awet, seperti gaplek, tapioka
(tepung singkong), tapai, peuyeum, keripik singkong dan lain-lain.
Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai
banyak kegunaan ,antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.
Dibandingkan dengan
tepung jagung, kentang dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka
cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tenun, juga dapat digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih.
Proses pembuatan tepung
tapioka, meliputi beberapa tahapan yang dikerjakan secara manual. Tahapan
pertama adalah pemilihan ubi kayu sebagai bahan tepung tapioka, ubi kayu
yang dipilih pada kegiatan praktikum ini adalah ubi kayu putih sebanyak 4 kg.
Selanjutnya pengupasan dengan menggunakan pisau, lalu dicuci hingga bersih
dengan menggunakan air yang mengalir. Tahap berikutnya adalah ubi kayu diparut
lalu hasil parutan tersebut diberi air sebanyak 2800 ml, hal ini bertujuan
untuk mendapatkan hasil perasan parutan ubi kayu,kemudian diaduk lalu diperas
dengan menggunakan kain putih. Selanjutnya, hasil perasan didiamkan selama
24 jam untuk mendapatkan endapan pati.
Setelah
didiamkan, dilakukan pemisahan antara air dan endapan pati yang berada di
dasar wadah, untuk mendapatkan hasil endapan patinya saja. Endapan pati
yang telah diperoleh, diletakkan dalam cawan petri yang telah dilapis ialuminum
foil dan siap untuk dilakukan pengeringan dengan oven untuk mendapatkan
tepung pati dan menghilangkan kadar air dengan suhu sebesar 100 oC yang
dilakukan selama 24 jam. Penggunaan alumunium foil ini bertujuan untuk
mempermudah dalam proses pengambilan hasil endapan pati yang telah dioven.
Setelah dilakukan pengeringan di dalam oven, maka
dilakukan penggilingan dengan menggunakan blender kering (tanpa air) yang
bertujuan untuk mendapatkan tepung pati yang halus. Kemudian hasil gilingan
diayak dengan menggunakan ayakan untuk mendapatkan hasil akhir yaitu
tepung pati yang lebih halus. Tahapan terakhir adalah penimbangan dengan
menggunakan timbangan analitik.
Pada hasil penimbangan pati dengan timbangan
analitik, berat pati yang diperoleh yaitu 8,7691 gr. Berat pati ini kemudian
dikurangi dengan berat kertas saring (1,2144 gr), mengahasilkan berat pati
sesungguhnya yaitu 7,5547 gr. Persen berat pati yang didapat dalam praktikum
kali ini yaitu 2,51823 %. Hasil ini didapat dengan membagi berat pati yang
diperoleh dengan berat awal ubi kayu dan kemudian dikali 100%. Hasilnya merupakan persen dari berat pati
tersebut.
V. PENUTUP
A.
Simpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Pati dari ubi kayu dapat diisolasi
dengan cara menambahkan air keruh perasan ubi kayu dengan etanol 95%, agar
mendapatkan endapan pati. Fungsi dari etanol sendiri yaitu agar dapat
mengendapkan pati yang masih bercampur dengan air. Persen berat pati yang
didapat dari praktikum isolasi pati dari ubi kayu yaitu 2,51823%.
B.
Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum kali ini
yaitu agar para asisten pembimbing setiap kelompok mendampingi praktikannya,
agar pada pelaksanaan praktikum tidak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Pangan. Bhrata Karya Aksara.
Jakarta.
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 1993. Deskripsi, VarietasUnggul Palawija Jagung, Sorgum,
Kacang-kacangan dan Ubi-ubian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian.Jakarta.
Suismono,
Hadi S., dan Widowati. 2006. Pembuatan
Tepung Kasava. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Radiyati
dan Agusto. 1990. Tepung tapioka
(perbaikan). Subang BPTTG Puslitbang Fisika Terapan – LIPI. Subang.
Widowati,
S.2009. Tepung Aneka Umbi , Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
No comments:
Post a Comment