I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung
dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk
memudahkan dan melancarkan berlangsaungnya praktikum pengetahuan mengenai
penggunaan alat sangat diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting
dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat
laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya
tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan
baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi
sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh
akan benar pula.
Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari
berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik
yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu,
peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang
tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika
tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap
percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama
tapi ukurannya berbeda.
Sterilisasi dilakukan di dalam praktikum mikrobiologi
bertujuan agar sebelum melakukan praktikum, alat-alat yang digunakan telah
ter-sterilisasi agar tidak ada mikroba yang mengkontaminasi dalam praktikum
yang akan dilakukan, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil praktikum
yang akan dikerjakan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas
pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu jenis-jenis
sterilisasi apa saja yang dilakukan dalam
praktikum mikrobiologi?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada
praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu untuk
mengetahui jenis-jenis sterilisasi dalam praktikum mikrobiologi.
D. Mnfaat Praktikum
Manfaat yang ingin dicapai pada
praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu dapat
mengetahui jenis-jenis sterilisasi dalam praktikum mikrobiologi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap
benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat
dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehid, etiloneksida atau betapriolaktan oleh bermacam-macam
larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga
dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifuga kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Irianto, 2006).
Sterilisasi
merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme,
atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar
di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya
terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang
praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi
oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu
organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air,
makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu,
dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya
tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk
memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/).
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua
organisme. Mereka tersebar (berada dimana-mana) di tanah, air dan sebagai
simbiosis dari mikrorganisme lain.
Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya
berukuran 0.5 – 5 µm, meskipun akan ada juga jenis yang dapat menjangkau 0.3 mm
dalam diameter (Rachdie, 2006).
Secara umum ada 3 cara sterilisasi yang digunakan yaitu
sterilisasi dengan cara pemanasan, ini merupakan sterilisasi paling banyak
digunakan. Dibedakan atas sterilisasi dengan pemijaran, sterilisasi dengan
udara panas (kering), sterilisasi dengan uap air panas dan sterilisasi dengan
uap air panas yang bertekanan (autoklaf). Sterilisasi dengan cara penyaringan
(mekanik) dibedakan atas berkefeld fitter,
chamberland fitter, dan zeits filter. Sterilisasi secara kimia misalnya dengan penggunaan
desinfektan, alkohol dan larutan fortlin (Hadioetomo, 1990).
Autoklave yaitu alat serupa
tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan
ditempatkan didalam autoklaf ini selama 15 – 20 menit, hal ini bergantung
kepada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan
disterilkan itu lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil
daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoklaf ditutup
rapat, barulah kran pada pintu autoklaf dibuka, dan
temperatur akan terus naik sampai 121oC (Dwidjoseputro, 2003).
Peralatan gelas yang digunakan untuk membiakkan mikroorganisme harus
disterilkan dengan autoklaf. Setelah disterilkan, peralatan dicuci dengan
deterjen. Media yang ditempatkan dalam alat gelas yang baru dapat berubah
pH-nya disebabkan pelepasan bahan yang bersifat basa dari peralatan gelas.
Setelah dicuci tabung atau cawan petri dibungkus kertas layang-layang yang
disterilkan dengan oven pada suhu 1800C – 2000C selama
1-2 jam. Sebelum dicuci kapas di bagian mulut pipet dikeluarkan dulu kemudian
direndam dalam larutan selama 18 jam atau direbus selama beberapa jam. Setelah
dicuci dan dibilas dengan bersih, pipet dimasukkan ke dalam wadah dari bahan
logam dan disterilkan dalam oven. Tempat menyimpan dan mensterilkan pipet pada
bagian ujung diberi kapas untuk mencegah kerusakan ujung pipet, maka pipet
dapat dibungkus satu persatu dengan kertas layang-layang dan kemudian
disterilkan dalam oven (Lay, 1994).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi dilaksanakan pada
hari Sabtu, 5 April 2014 pada pukul 13.00 – 18.00 WITA di laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Halu oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
Berbagai Teknik Sterilisasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Fungsinya pada Praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
5
|
Autoklaf
Peralatan-peralatan
Alat tulis
Tissue
Kamera digital
|
Sebagai alat untuk
mensterilisasi
Sebagai alat yang akan disterilkan
Untuk menandai alat
yang disterilisasi
Untuk mengeringkan peralatan kimia yang telah dicuci
Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
|
Bahan yang digunakan pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Fungsinya pada Praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi
No.
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Air
Kertas
Sabun
Karet gelang
Kapas
Aluminium foil
aquades
|
Untuk diisi didalam autoklaf
Untuk membungkus
peralatan kimia
Untuk mencuci peralatan kimia
Untuk mengikat alat-alat gelas yang telah
dibungkus
Sebagai penyumbat
Sebagai penyumbat
Sebagai pelarut
|
C.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi adalah sebagai
berikut :
1.
Mencuci alat-alat yang
akan disterisasi, yaitu tabung reaksi, cawan petri, botol ampul dan labu
erlenmeyer.
2.
Mengeringkan peralatan
tersebut dengan menggunakan lap halus.
3.
Membungkus alat-alat
tersebut dengan kertas.
4.
Mensterilkannya dengan
autoklaf.
5.
Mencatat semua data sterilisasi, misalnya waktu sterilisasi,
suhu, alat untuk sterilisasi.
CI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada
praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi adalah sebagai berikut:
1. Gambar autoclave
2. Gambar alat dan media yang akan disterilisasi
3. Gambar alat dan media di dalam autoclave
4. Gambar alat dan media yang telah disterilisasi
B.
Pembahasan
Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi
yang benar-benar aseptik, dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat
harus benar-benar steril. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan.
Sterilisasi dilakukan pada suhu 121 oC selama 30 menit, yaitu agar
spora atau mikroba dapat dimatikan. Spora adalah sel istirahat yang resisitan
terhadap panas dan lingkungan yang berfungsi sebagai tunas untuk berkembang
biak selanjutnya. Udara tekan yang digunakan juga harus dalam kondisi steril.
Substrat yang berisi nutrien tidak peka terhadap suhu, maka sterilisasi media
substrat dilakukan pada 138 oC selama 5 menit.
Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu
proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu
benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara
aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi,
yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di
dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.
Dalam mengembangbiakkan mikroorganisme, khususnya
bakteri, alat-alat yang digunakan harus steril. Sterilisasi dilakukan dengan
memanaskan seluruh alat, seperti cawan petri, ose, tabung reaksi, dll. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121oC, tekanan
1 atm dan dilakukan selama 15 menit. Ini dilakukan agar sel-sel vegetatif bakteri mati, sehingga dapat
menurunkan resiko kontaminasi.
Sterilisasi diperlakukan pada : sterilisasi produk pangan
dalam kaleng, botol, dan kemasan lain, sterilisasi media cair dan nutrien untuk
industry bioteknologi misalnya, obat-obatan dan enzim, serta sterilisasi
bioreaktor dengan alat pengendali dan pemonitor.
Jenis-jenis sterilisasi berdasarkan cara sterilisasi
dapat dibedakan atas : sterilisasi
secara fisik, sterilisasi secara kimia, sterilisasi secara mekanik, sterilisasi secara gas mikroksidal dan sterilisasi
dengan saringan membrane.
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi
yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas
digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab
atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas
kering. Di pihak lain,
sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Metode
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi
adalah yang menggunakan panas.
Sterilisasi basah dilakukan dengan menggunakan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Karena titik
didih air menjadi 121 oC itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada
ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga
dinyatakan sebagai : 1 atm 15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tingginya
diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 121oC. Karena itu
daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa keadaan
steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15
menit.
Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan
bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan
dengan suhu yang berkisar antara 110 oC dan 121 oC.
Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan
yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium
tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan
sterilisasi basah yaitu : pertama
sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul
dari ruang sterilisator. Kedua semua bagian bahan yang disterilkan harus
terkenai uap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi
tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya. Ketiga bahan-bahan yang
berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap uap, dan terakhir suhu
sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121 oC dan
dipertahankan setinggi itu 15 menit.
Metode yang digunakan untuk mensterilisasikan media dan
alat-alat ialah dengan pemanasan, dimana pemanasan ini digunakan bersama-sama
dengan uap air yang disebut sterilisasi basah yaitu dengan menggunakan
autoklaf. Autoklaf inilah yang
berfungsi untuk mensterilisasikan alat-alat berskala dengan menggunakan uap air
panas, dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami
koogulasi. Pada saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan
kematian pada mikroba. Saat menggunakan autoklaf, penutupan harus benar-benar
rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.
CII.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat
ditarik simpulan bahwa teknik sterilisasi yang digunakan pada praktikum ini
adalah sterilisasi dengan uap air panas bertekanan dengan menggunakan autoklaf.
Teknik sterilisasi lain adalah sterilisasi
dengan penyaringan (filtrasi), Tyndalisasi dan sterilisasi dengan udara
panas.
B. Saran
Saran yang dapat
diajukan pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu agar
praktikan dapat lebih aktif dan serius dalam melakukan stiap pratikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, Siri. R., 1993, Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek “Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium”, Gramedia, Jakarta.
Irianto, K., 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Yrama Widya, Bandung.
Lay, B. W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sandjaja, B., 1992, Isolasi
dan Identifikasi Mikrobakteria, Widyah Medika, Jakarta.
No comments:
Post a Comment