Powered By Blogger

Monday, 5 May 2014

BERBAGAI TEKNIK STERILISASI

I.       PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsaungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda.
Sterilisasi dilakukan di dalam praktikum mikrobiologi bertujuan agar sebelum melakukan praktikum, alat-alat yang digunakan telah ter-sterilisasi agar tidak ada mikroba yang mengkontaminasi dalam praktikum yang akan dilakukan, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil praktikum yang akan dikerjakan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu jenis-jenis sterilisasi apa saja yang dilakukan dalam praktikum mikrobiologi?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu untuk mengetahui jenis-jenis sterilisasi dalam praktikum mikrobiologi.
D. Mnfaat Praktikum
Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu dapat mengetahui jenis-jenis sterilisasi dalam praktikum mikrobiologi.








II.    TINJAUAN PUSTAKA


Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehid, etiloneksida atau betapriolaktan oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifuga kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Irianto, 2006).
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (http://hestcassie.wordpress.com/2013/03/12/).
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada dimana-mana) di tanah, air dan sebagai simbiosis dari mikrorganisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya berukuran 0.5 – 5 µm, meskipun akan ada juga jenis yang dapat menjangkau 0.3 mm dalam diameter  (Rachdie, 2006).
Secara umum ada 3 cara sterilisasi yang digunakan yaitu sterilisasi dengan cara pemanasan, ini merupakan sterilisasi paling banyak digunakan. Dibedakan atas sterilisasi dengan pemijaran, sterilisasi dengan udara panas (kering), sterilisasi dengan uap air panas dan sterilisasi dengan uap air panas yang bertekanan (autoklaf). Sterilisasi dengan cara penyaringan (mekanik) dibedakan atas berkefeld fitter, chamberland fitter, dan zeits filter. Sterilisasi secara kimia misalnya dengan penggunaan desinfektan, alkohol dan larutan fortlin (Hadioetomo, 1990).
Autoklave yaitu alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan ditempatkan didalam autoklaf ini selama 15 – 20 menit, hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan itu lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, barulah kran pada pintu autoklaf dibuka, dan temperatur akan terus naik sampai 121oC (Dwidjoseputro, 2003).
Peralatan gelas yang digunakan untuk membiakkan mikroorganisme harus disterilkan dengan autoklaf. Setelah disterilkan, peralatan dicuci dengan deterjen. Media yang ditempatkan dalam alat gelas yang baru dapat berubah pH-nya disebabkan pelepasan bahan yang bersifat basa dari peralatan gelas. Setelah dicuci tabung atau cawan petri dibungkus kertas layang-layang yang disterilkan dengan oven pada suhu 1800C – 2000C selama 1-2 jam. Sebelum dicuci kapas di bagian mulut pipet dikeluarkan dulu kemudian direndam dalam larutan selama 18 jam atau direbus selama beberapa jam. Setelah dicuci dan dibilas dengan bersih, pipet dimasukkan ke dalam wadah dari bahan logam dan disterilkan dalam oven. Tempat menyimpan dan mensterilkan pipet pada bagian ujung diberi kapas untuk mencegah kerusakan ujung pipet, maka pipet dapat dibungkus satu persatu dengan kertas layang-layang dan kemudian disterilkan dalam oven (Lay, 1994).



III.             METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 April 2014 pada pukul 13.00 – 18.00 WITA di laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Halu oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
 Alat yang digunakan dalam praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Fungsinya pada Praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
2.
3.
4.

5

Autoklaf
Peralatan-peralatan
Alat tulis
Tissue

Kamera digital
Sebagai alat untuk mensterilisasi
Sebagai alat yang akan disterilkan
Untuk menandai alat yang disterilisasi
Untuk mengeringkan peralatan kimia yang telah dicuci
Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan

Bahan yang digunakan pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Fungsinya pada Praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
2.
3.
4.


5.

6.
7.

Air
Kertas
Sabun
Karet gelang

Kapas
Aluminium foil
aquades
Untuk diisi didalam autoklaf
Untuk membungkus peralatan kimia
Untuk mencuci peralatan kimia
Untuk mengikat alat-alat gelas yang telah dibungkus
Sebagai penyumbat
Sebagai penyumbat
Sebagai pelarut

C.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi adalah sebagai berikut :
1.      Mencuci alat-alat yang akan disterisasi, yaitu tabung reaksi, cawan petri, botol ampul dan labu erlenmeyer.
2.      Mengeringkan peralatan tersebut dengan menggunakan lap halus.
3.      Membungkus alat-alat tersebut dengan kertas.
4.      Mensterilkannya dengan autoklaf.
5.      Mencatat semua data sterilisasi, misalnya waktu sterilisasi, suhu, alat untuk sterilisasi.








CI.             HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi adalah sebagai berikut:
1.      Gambar autoclave
             
2.      Gambar alat dan media yang akan disterilisasi
              








3.      Gambar alat dan media di dalam autoclave
           

4.      Gambar alat dan media yang telah disterilisasi
           

           


B.                 Pembahasan
Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptik, dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121 oC selama 30 menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Spora adalah sel istirahat yang resisitan terhadap panas dan lingkungan yang berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak selanjutnya. Udara tekan yang digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang berisi nutrien tidak peka terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan pada 138 oC selama 5 menit.
Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.
Dalam mengembangbiakkan mikroorganisme, khususnya bakteri, alat-alat yang digunakan harus steril. Sterilisasi dilakukan dengan memanaskan seluruh alat, seperti cawan petri, ose, tabung reaksi, dll. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121oC, tekanan 1 atm dan dilakukan selama 15 menit. Ini dilakukan agar sel-sel vegetatif bakteri mati, sehingga dapat menurunkan resiko kontaminasi.
Sterilisasi diperlakukan pada : sterilisasi produk pangan dalam kaleng, botol, dan kemasan lain, sterilisasi media cair dan nutrien untuk industry bioteknologi misalnya, obat-obatan dan enzim, serta sterilisasi bioreaktor dengan alat pengendali dan pemonitor.
Jenis-jenis sterilisasi berdasarkan cara sterilisasi dapat dibedakan atas : sterilisasi secara fisik, sterilisasi secara kimia, sterilisasi secara mekanik, sterilisasi secara gas mikroksidal dan sterilisasi dengan saringan membrane.
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah yang menggunakan panas.
Sterilisasi basah dilakukan dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Karena titik didih air menjadi 121 oC itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm 15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 121oC. Karena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15 menit.
Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 oC dan 121 oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah  yaitu : pertama sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang sterilisator. Kedua semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya. Ketiga bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap uap, dan terakhir suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121 oC dan dipertahankan setinggi itu 15 menit.
Metode yang digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan, dimana pemanasan ini digunakan bersama-sama dengan uap air yang disebut sterilisasi basah yaitu dengan menggunakan autoklaf. Autoklaf inilah yang berfungsi untuk mensterilisasikan alat-alat berskala dengan menggunakan uap air panas, dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi. Pada saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat menggunakan autoklaf, penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.




CII.                      PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan bahwa teknik sterilisasi yang digunakan pada praktikum ini adalah sterilisasi dengan uap air panas bertekanan dengan menggunakan autoklaf. Teknik sterilisasi lain adalah sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi),  Tyndalisasi dan sterilisasi dengan udara panas.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum Berbagai Teknik Sterilisasi yaitu agar praktikan dapat lebih aktif dan serius dalam melakukan stiap pratikum.












DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, Siri. R., 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek “Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium”, Gramedia, Jakarta.
Irianto, K., 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Yrama Widya, Bandung.
Lay, B. W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sandjaja, B., 1992, Isolasi dan Identifikasi Mikrobakteria, Widyah Medika, Jakarta.

No comments:

Post a Comment