I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Antibiotika, yang pertama kali
ditemukan oleh Paul Ehlrich pada 1910, sampai saat ini masih menjadi obat
andalan dalam penanganan kasus-kasus penyakit infeksi. Pemakaiannya selama 5 dekade
terakhir mengalami peningkatan yang luar biasa, hal ini tidak hanya terjadi di
Indonesia tetapi juga menjadi masalah di negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, sekitar 92 persen masyarakat di
Indonesia tidak menggunakan antibiotika secara tepat. Ketika digunakan secara
tepat, antibiotik memberikan manfaat yang tidak perlu diragukan lagi. Namun
bila dipakai atau diresepkan secara tidak tepat dapat menimbulkan kerugian yang
luas dari segi kesehatan, ekonomi bahkan untuk generasi mendatang.
Banyak zat
kimia dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme, seperti unsur logam berat
dan molekul organisme kompleks. Substansi tersebut menunjukan efek anti
mikrobialnya dalam berbagai cara dan terhadap berbagai macam mikroorganisme.
Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia
sebelum dugunakan untuk penerapan taktis. Berdasarkan hal tersebut di atas,
maka dilakukan praktikum yang berjudul Uji Daya
Kerja Anti
Mikrobial.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
pada praktikum Uji Daya Kerja
Anti Mikrobial adalah
bagaimana kemampuan daya hambat antibiotik alami dan buatan
pada mikrobia yang digunakan ?
C.
Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum Uji
Daya Kerja
Anti Mikrobial adalah
untuk mengetahui
kemampuan daya hambat antibiotik alami dan buatan pada mikrobia yang digunakan.
D.
Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum Uji
Daya Kerja
Anti Mikrobial adalah
dapat mengetahui
kemampuan daya hambat antibiotik alami dan buatan pada mikrobia yang digunakan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Antimikroba adalah obat
yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia. Sedang
antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya
dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau
menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh
mikroba pada umumnya merupakan metabolit sekunder yang tidak digunakan untuk
proses pertumbuhan, tetapi untuk pertahanan diri dan kompetisi dengan mikroba
lain (Munaf, 1994).
Secara garis besar
antimikroba dibagi menjadi dua jenis yaitu yang membunuh kuman (bakterisid) dan
yang hanya menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Antibiotik yang
termasuk golongan bakterisid antara lain penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan
lain-lain. Sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik, dimana penggunaanya
tergantung status imunologi pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam
paraaminosalisilat, dan lain-lain (Bennet, 1987).
Antibiotika adalah
senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup,
termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar
rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih
mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi
sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau
binatang (Soekardjo, 1995).
Suatu zat antibiotik
kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen
spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin
baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak
menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi
alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin.
Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora
normal dapat mengaucaukan ‘keseimbangan alamiah’ sehingga memungkinkan microbe
yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula
dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar, 1988).
Antibiotika pertama
kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan
menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin
ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan
Florey. Sebagian besar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan
beberapa di antaranya dapat dibuat secara sintesis. Definisi dari antbiotik
ialah suatu bahan kiia yang dikeluarkan oleh jasad renik/hasil sintetis
semi-sintetis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat
merintangi/memusnahkan jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996).
Antibiotik yang
efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan
mempunyai spektrum luas.
Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut
antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas
terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum
yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu.
Oleh karena itu tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003).
III.
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Uji Daya
Kerja Anti
Mikrobial dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 April 2014, Pukul
13.00-15.30 WITA, di Laboratorium Mikrobiologi, Program Studi Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Uji Daya
Kerja Anti
Mikrobial dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada
praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial.
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Laminar
air flow
|
Untuk bekerja secara aseptik.
|
2.
|
Lampu Bunsen
|
Untuk sterilisasi dengan pemijaran
|
3.
|
Tabung reaksi
|
Sebagai wadah untuk menumbuhkan
mikroba pada medium cair.
|
4.
|
Cawan petri
|
Sebagai wadah yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba
|
5.
|
Inkubator
|
Tempat untuk menginkubasi biakan
mikroba yang telah diuji denan antibakeri
|
6.
|
Jangka sorong
|
Untuk mengukur diameter zona bening
pada cawan petri.
|
7.
|
Pinset
|
Untuk mengambil kertas cakram.
|
8.
|
Hot
plate
|
Untuk memanaskan media NA.
|
9.
|
Rak tabung
|
Tempat tabung reaksi.
|
10.
|
Botol
gelap
|
Untuk menyimpan aquades sebagai
pengencer sampel
|
12.
|
Mikropipet dan Blue tip
|
Untuk
mensuspensikan antibakeri
|
13.
|
Botol ampul
|
Untuk menyimpan aquades sebagai
pengencer sampel
|
14.
|
Kamera Hp
|
Untuk mengambil gambar.
|
15.
|
Alat tulis
|
Untuk mencatat hasil pengamatan
|
16.
|
Timbangan
|
Untuk menimbang sabun yang akan
digunakan sebagai antimikroba
|
17.
|
Pisau
|
Untuk memotong-motong sabun
|
18
|
Pulpen
|
Untuk memberi label pada cawan petri
|
19
|
Mistar
|
Untuk membuat garis pada cawan petri
agar kertas cakram dapat diletakkan dengan jarak yang sesuai
|
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel
2. Nama
bahan dan kegunaan pada praktikum Uji
Daya Kerja Anti Mikrobial.
No.
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Bakteri antibiotik yaitu Bacillus sp., Penicillium, Streptomyces.
|
Biakan uji daya hambat.
|
2.
|
Alkohol 70 %
|
Untuk mensterilkan alat.
|
3.
|
Antibiotik buatan seperti
kalpanax, dactarin, salep, ultrasilin, vital, medicart, medisoft, rexona men,
rexona women, rejoice, dove, dan pantene.
|
Sebagai uji daya sensitifitas
antibiotik buatan.
|
4.
|
Antibiotik alami seperti
ekstrak daun saubandara, tawas, mengkudu, kelapa, lidah buaya, jeruk nipis,
pepaya, komba-komba, dan kunyit.
|
Antibiotik alami.
|
5.
|
Medium Nutrient Agar (NA)
|
Sebagai media untuk
menumbuhkan bakteri.
|
6.
|
Kertas label
|
Untuk menandai pada cawan
petri.
|
7.
|
Kertas cakram
|
Sebagai tempat pencelupan antibiotik.
|
8.
|
Kertas bekas
|
Untuk membungkus cawan petri
pada saat proses inkubasi.
|
9.
|
Aquades streril
|
Sebagai bahan pelarut.
|
10.
|
Aluminium
foil
|
Untuk menutup mulut botol
ampul.
|
11.
|
Lakban
|
Untuk menutup bagian pinggir
cawan petri yang berisi sampel.
|
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikumUji Daya Kerja Anti Mikrobial sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan di dalam ruangan laminar flow, kemudian menuang isolat ke
dalam cawan petri yang telah disterilisasi, dan mengerjakan tetap di dekat bunsen.
2. Menuang media NA ke dalam cawan petri secara aseptik yang sudah
berisi isolat, menggesek cawan petri secara perlahan membentuk angka delapan sampai
merata, kemudian membiarkan sampai media
NA padat.
3. Menggaris dan membagi cawan perti dengan menggunakan polpen
marker menjadi 4 bagian dan pada bagian tengahnya kontrol, kemudian memberi
label pada cawan petri.
4. Mencelupkan kertas cakram pada sampel isolat untuk uji daya
hambat dan memberi kertas cakram pada sampel antibiotik dengan menggunakan
pingset untuk uji sensitivitas antibiotik.
5. Menginkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
6. Mengamati zona bening yang terbentuk pada sampel yang dibuat.
7. Mengukur dan menghitung luas zona bening yang terbentuk.
8. Mengambil gambar sebagai dokumentasi.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Uji Daya
kerja Anti
Mikrobial
yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan sampel antibiotic buatan dan antibiotic alami.
No.
|
Nama Isolat
|
Gambar antibotik buatan
|
Gambar antibiotic alami
|
1.
|
Telinga
|
1. Vital
|
1. Saubandara 2. Kunyit
|
2.
|
Kaki
|
1. Kalpanax 2. Daktarin
3. Salep 4. Ultrasilin
|
1. Pepaya 2. Komba komba
|
3.
|
Rambut
|
1. Rejoice 2. Dove
3. Pantene
|
1. Kelapa 2. Lidah buaya
3. Jeruk nipis
|
4.
|
Ketek
|
1. Rexonamen 2. Rexonen women
|
1. Tawas 2. Mengkudu
|
|
|||
5.
|
Kulit
|
1. Medicart 2. Medisof
|
1. Saubandara 2. Kunyit
|
Tabel 2. Hasil pengamatan uji daya kerja anti mikrobial
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
Nilai IP (Indeks Penghambat)
|
1.
|
Isolat telinga sampel 1
Gram positif
Isolat telinga sampel 2
Gram negatif
|
Sampel 1
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Vital
4. Kontrol
Sampel 2
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Vital
4. Kontrol
|
Sampel 1
1. 0,94 mm
2. 0,93 mm
3. 0,92 mm
4. 0
Sampel 2
1. 0,91 mm
2. 0,93 mm
3. 0,92 mm
4. 0
|
2.
|
Isolat kaki sampel 1
Gram negatif
Isolat kaki sampel 2
Gram negatif
|
Sampel 1
1. Kalpanaxk
2. Daktarin
3. Salep
4. Kontrol
Sampel 2
1. Ultrasilin
2. Pepaya
3. Komba-komba
4. Kontrol
|
Sampel 1
1. 0,94 mm
2. 0,92 mm
3. 0,95 mm
4. 0
Sampel 2
1. 0,91 mm
2. 0,90 mm
3. 0,90 mm
4. 0
|
3.
|
Isolat rambut sampel 1
Gram negatif
Isolat rambut sampel 2
Gram positif
|
Sampel 1
1. Rejoice
2. Dove
3. Pantene
4. Kelapa
5. Lidah buaya
6. Jeruk nipis
7. Kontrol
Sampel 2
1. Rejoice
2. Dove
3. Pantene
4. Kelapa
5. Lidah buaya
6. Jeruk nipis
7. Kontrol
|
Sampel 1
1. 0,95 mm
2. 0
3. 0,90 mm
4. 0,91 mm
5. 0,90 mm
6. 0,95 mm
7. 0
Sampel 2
1. 0,90 mm
2. 0,95 mm
3. 0,95 mm
4. 0,94 mm
5. 0,90 mm
6. 0,91 mm
7. 0
|
4.
|
Isolat ketek sampel 1
Gram negatif
Isolat ketek sampel 2
Gram negatif
|
Sampel 1
1. Rexona men
2. Rexona women
3. Tawas
4. Mengkudu
5. Kontrol
Sampel 2
1. Rexona men
2. Rexona women
3. Tawas
4. Mengkudu
5. Kontrol
|
Sampel 1
1. 0
2. 0,90 mm
3. 0,92 mm
4. 0,90 mm
5. 0
Sampel 2
1. 0
2. 0
3. 0,94 mm
4. 0,90 mm
5. 0
|
5.
|
Isolat kulit sampel 1
Gram negatif
Isolat kulit sampel 2
Gram negatif
|
Sampel 1
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Medicart
4. Medisoft
5. Kontrol
Sampel 2
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Medicart
4. Medisoft
5. Kontrol
|
Sampel 1
1. 0
2. 0,93 mm
3. 0,94 mm
4. 0,93 mm
5. 0
Sampel 2
1. 0,93 mm
2. 0
3. 0,96 mm
4. 0,94 mm
5. 0
|
Contoh:
Perhitungan nilai IP
(Indeks Penghambat)
IP= C-B
Keterangan: IP= Indeks
penghambat
C C=
Diameter zona bening
B= Diameter kertas cakram
Contoh 1.
A= 0,7 cm = 7mm
B= 2x(0,05)
C= A+B = 7+(2x0,05) = 7,01 mm
Jadi, IP= C-B = 7,01-0,5 = 6,6 =
0,94 mm
C 7,01 7,01
B.
Pembahasan
Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau
diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara
sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam
kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika
diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah
didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang.
Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik
kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif
untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin
hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin
dikatakan mempunyai spectrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil
dan jenis spiril tertentu.
Bahan yang digunakan yaitu
ekstrak saubandara,
ekstrak kunyit, ekstrak
komba-komba, ekstrak kelapa,
ekstrak mengkudu, ekstrak
rexona men,
extrak rexona women, ekstrak
rexona lidah
buaya, ekstrak
papaya, ekstrak tawas, jeruk
nipis,
kalpanas, dextrin, medicare, medisoft, roxona men, roxona women, rejoice, dove, lifeboy, sunslik, salep, dan kalpanaks.
Dengan media isolate yang berbeda-beda, digunakan untuk
meratakan bakteri sehingga menyeluruh di dalam media. Kemudian media yang
berada di dalam cawan petri dan telah berisi bakteri di belah menjadi dua
bagian, untuk dijadikan tempat uji bahan antimikroba, sehingga satu cawan petri
terdapat dua bahan anti mikroba. Kertas cakram yang berbentuk seperti kertas
saring yang berukuran lingkatan kecil dicelupkan ke dalam bahan antimikroba,
lalu dipindahkan dengan menggunakan pinset ke dalam cawan petri. Setelah di
inkubasi selama 2x24 jam, akan muncul zona bening (zona antimikroba) yang
berbentuk menyerupai lingkaran yang memiliki diameter, lalu diameter tersbut
akan diukur. Zona bening tersebut adalah area perkembangan aktivitas bahan
antimikroba terhadap bakteri yang ada di sekitarnya.
Pengamatan yang
dilakukan didapatkan data dari
antibiotik pada sampe isolat I.saubandara diameter zona beningnya adalah 0,94 mmdan indeks daya
hambatnya 94mm,
antibiotik kunyit diameter zona beningnya adalah0,7 mm dan indeks daya
hambatnya,2. 0,93 mm
pada antibiotik vital diameter zona
beningnya adalah 0 mm dan indeks daya hambatnya 3. 0,92 mm sedangkan pada
kontrol isolate I diameter zona
beningnya adalah 0mm. Sampe isolate II
telinga yaitu saubadara dengan daya uji hambatnya 0,091mm, kunyit, dengan
diamtere sampelnya 0,3mm dan daya penghambatnya 2, 093mm, vital dengan daya
hambat 3, 092, sedangkan untuk kontrol sampel dari nisolate I yaitu dengan daya
hambat 0mm. Isolate sampe Kaki dari isolate I, yaitu kalpanaks dengan daya
hembatnya 0,90mm, destarin dengan daya hambatnya 0,92, salep yaitu 0,95, dan
kointro yang dilakukan pada sampel I dengan daya hambat 0. Sedangakan sampel
kaki isolate II yaitu ultracilin 0,91mm, pepaya dengan daya hambatnya 0,90mm,
komba komba dengan daya hambatnya 0,91mm. Dan utnuk kontrol pada sampel isolate
II yaitu 0.
Zat disinfektan yang diujikan adalah alkohol, HgCl2
dan yodium. Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan
bahan kimia yang menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan
antimicrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun
bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Dalam menghambat aktivitas
mikroba, alcohol 70% berperan sebagai pendenaturasi dan pengkoagulasi protein,
denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. Dari
data ini didapatkan bahwa pada tawas untuk sampe isolate I dan Isolate II hanya
tawas yang di dapatklan zona bening
maupun indeks daya hambat.
Mekanisme daya kerja
antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut
diantaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul
protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam
nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu
antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan bakteri
atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik
digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk
hidup.
Mikroorganisme
menyatakan suatu keadaan mikroorganisme yang meskipun masih hidup ( viable )
tetapi tidak mengadakan multiplikasi. Terjadinya keadaan mikrobiastis dapat
disebabkan oleh pengaruh fisik seperti , pengeringan , immobilitasi air sel
dengan larutan yang tekanan osmotisnya tinggi, atau dengan gabungan dari cara –
cara tersebut. Mikrobiostatis kimia dapat disinfiksi adalah dua ungkapan yang
perbedannya terletak pada apa yang diartikan dengan mematikan secara cepat (
yaitu disenfeksi ) dan apa yang diartikan dengan mematikan secara lambat (yaitu
mikrobiostatis ). Zat – zat kimia yang merupakan tipe umum dari
mikrobiostatis kimia terdiri dari tiga macam yaitu zat warna aniline, dan
antibiotik.
V.
PENUTUP
A.
Simpulan
Kesimpulan pada praktikum Uji Daya
Kerja Anti
Mikrobial adalah sebagai berikut:
1. daya pertumbuhan anti biotik alami
yaitu dari beberapa sampel rexona men, rexona
women, rijoice, lifeboy, sunslik, kalpanaks, dextarin, salep ultraxilin, dove,
medi care, dan medi soft. Dari masing masing setiap sampelnya di larutkan
dengan mengguankan alkohol. Dengan menggunakan kertas cakram, sebagai
pertumbuhan mikroba pada media yang pada.
2. Pertumbuhan anti biotik buatan dengan
membuat racikan dari berbagai bahan seperti, mengkudu, tawas, pepaya, jeruk
nipis, kelapa, lida buaya, kunyit, saubandara,
dan komba komba. Racikan tersebut di di celupkan kertas cakram untuk
melihat titik benih pada sampel.
B. Saran
Saran yang dapat
saya ajukan pada paraktikum yaitu agar praktikum selanjutnya dapat
memberikan keterangan yang jelas tentang hasil pengamatan, sehingga kesalahan
dalam pembahasan dapat diminimalisir.
Dwidjoseputro, 2003, Dasar-Dasar
Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Lutfi, A., 2004, Kimia
Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Munaf, S. C. J.,
1994, Obat Antimikroba, Farmakologi
UNSRI. EGC, Jakarta.
Soekardjo, S. B.,
1995. Kimia Medisinal, Airlangga University Press, Jakarta.
Widjajanti, U., 1996, Obat-obatan,
Kanisus, Yogyakarta.
Wilson & Gisvold,
1982, Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik.
IKIP Semarang.
No comments:
Post a Comment