Powered By Blogger

Monday, 5 May 2014

UJI DAYA KERJA ANTIMIKROBIAL

I.     PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Antibiotika, yang pertama kali ditemukan oleh Paul Ehlrich pada 1910, sampai saat ini masih menjadi obat andalan dalam penanganan kasus-kasus penyakit infeksi. Pemakaiannya selama 5 dekade terakhir mengalami peningkatan yang luar biasa, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga menjadi masalah di negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, sekitar 92 persen masyarakat di Indonesia tidak menggunakan antibiotika secara tepat. Ketika digunakan secara tepat, antibiotik memberikan manfaat yang tidak perlu diragukan lagi. Namun bila dipakai atau diresepkan secara tidak tepat dapat menimbulkan kerugian yang luas dari segi kesehatan, ekonomi bahkan untuk generasi mendatang.
Banyak zat kimia dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme, seperti unsur logam berat dan molekul organisme kompleks. Substansi tersebut menunjukan efek anti mikrobialnya dalam berbagai cara dan terhadap berbagai macam mikroorganisme. Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia sebelum dugunakan untuk penerapan taktis. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan praktikum yang berjudul Uji Daya Kerja Anti Mikrobial.
B.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial adalah bagaimana kemampuan daya hambat antibiotik alami dan buatan pada mikrobia yang digunakan ?
C.  Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial adalah  untuk mengetahui kemampuan daya hambat antibiotik alami dan buatan pada mikrobia yang digunakan.
D.   Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial adalah  dapat mengetahui kemampuan daya hambat antibiotik alami dan buatan pada mikrobia yang digunakan.















II.  TINJAUAN PUSTAKA
Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia. Sedang antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain.  Senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh mikroba pada umumnya merupakan metabolit sekunder yang tidak digunakan untuk proses pertumbuhan, tetapi untuk pertahanan diri dan kompetisi dengan mikroba lain (Munaf, 1994).
Secara garis besar antimikroba dibagi menjadi dua jenis yaitu yang membunuh kuman (bakterisid) dan yang hanya menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Antibiotik yang termasuk golongan bakterisid antara lain penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain. Sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik, dimana penggunaanya tergantung status imunologi pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain (Bennet, 1987).
Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo, 1995).
Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora normal dapat mengaucaukan ‘keseimbangan alamiah’ sehingga memungkinkan microbe yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar, 1988).
Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. Sebagian besar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa di antaranya dapat dibuat secara sintesis. Definisi dari antbiotik ialah suatu bahan kiia yang dikeluarkan oleh jasad renik/hasil sintetis semi-sintetis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/memusnahkan jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996).
Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itu tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003).
III.    METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial dilaksanakan  pada hari Sabtu, 26 April 2014, Pukul 13.00-15.30 WITA, di Laboratorium Mikrobiologi, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.       Alat dan Bahan
1.    Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial dapat dilihat pada Tabel 1.
  Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial.
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Laminar air flow
Untuk bekerja secara aseptik.
2.
Lampu Bunsen
Untuk sterilisasi dengan pemijaran
3.
Tabung reaksi
Sebagai wadah untuk menumbuhkan mikroba pada medium cair.
4.
Cawan petri
Sebagai wadah yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba
5.
Inkubator
Tempat untuk menginkubasi biakan mikroba yang telah diuji denan antibakeri
6.
Jangka sorong
Untuk mengukur diameter zona bening pada cawan petri.
7.
Pinset
Untuk mengambil kertas cakram.
8.
Hot plate
Untuk memanaskan media NA.
9.
Rak tabung
Tempat tabung reaksi.
10.
Botol gelap
Untuk menyimpan aquades sebagai pengencer sampel
12.
Mikropipet dan Blue tip
Untuk mensuspensikan antibakeri
13.
Botol ampul
Untuk menyimpan aquades sebagai pengencer sampel
14.
Kamera Hp
Untuk mengambil gambar.
15.
Alat tulis
Untuk mencatat hasil pengamatan
16.
Timbangan
Untuk menimbang sabun yang akan digunakan sebagai antimikroba
17.
Pisau
Untuk memotong-motong sabun
18
Pulpen
Untuk memberi label pada cawan petri
19
Mistar
Untuk membuat garis pada cawan petri agar kertas cakram dapat diletakkan dengan jarak yang sesuai

2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nama bahan dan kegunaan pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial.
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
 Bakteri antibiotik yaitu Bacillus sp., Penicillium, Streptomyces.
Biakan uji daya hambat.
2.
Alkohol 70 %
Untuk mensterilkan alat.
3.
Antibiotik buatan seperti kalpanax, dactarin, salep, ultrasilin, vital, medicart, medisoft, rexona men, rexona women, rejoice, dove, dan pantene.
Sebagai uji daya sensitifitas antibiotik buatan.
4.
Antibiotik alami seperti ekstrak daun saubandara, tawas, mengkudu, kelapa, lidah buaya, jeruk nipis, pepaya, komba-komba, dan kunyit.
Antibiotik alami.
5.
Medium Nutrient Agar (NA)
Sebagai media untuk menumbuhkan bakteri.
6.
Kertas label
Untuk menandai pada cawan petri.
7.
Kertas cakram
Sebagai tempat pencelupan antibiotik.
8.
Kertas bekas
Untuk membungkus cawan petri pada saat proses inkubasi.
9.
Aquades streril
Sebagai bahan pelarut.
10.
Aluminium foil
Untuk menutup mulut botol ampul.
11.
Lakban
Untuk menutup bagian pinggir cawan petri yang berisi sampel.

C.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikumUji Daya Kerja Anti Mikrobial sebagai berikut:
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan di dalam ruangan laminar flow, kemudian menuang isolat ke dalam cawan petri yang telah disterilisasi, dan mengerjakan tetap  di dekat bunsen.
2.    Menuang media NA ke dalam cawan petri secara aseptik yang sudah berisi isolat, menggesek cawan petri secara perlahan membentuk angka delapan sampai merata,  kemudian membiarkan sampai media NA padat.
3.    Menggaris dan membagi cawan perti dengan menggunakan polpen marker menjadi 4 bagian dan pada bagian tengahnya kontrol, kemudian memberi label pada cawan petri.
4.    Mencelupkan kertas cakram pada sampel isolat untuk uji daya hambat dan memberi kertas cakram pada sampel antibiotik dengan menggunakan pingset untuk uji sensitivitas antibiotik.
5.    Menginkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
6.    Mengamati zona bening yang terbentuk pada sampel yang dibuat.
7.    Mengukur dan menghitung luas zona bening yang terbentuk.
8.    Mengambil gambar sebagai dokumentasi.






















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Uji Daya kerja Anti Mikrobial  yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan sampel antibiotic buatan dan antibiotic alami.
No.
Nama Isolat
Gambar antibotik buatan
Gambar antibiotic alami
1.
Telinga
1. Vital
IMG10080-20140426-1508
1. Saubandara   2. KunyitIMG10069-20140426-1451         IMG10070-20140426-1451
2.
Kaki
1. Kalpanax        2. DaktarinIMG10077-20140426-1503      IMG10078-20140426-1503
3. Salep                4. UltrasilinIMG10079-20140426-1503IMG10076-20140426-1502
1. Pepaya  2. Komba komba      
IMG10067-20140426-1451      IMG10068-20140426-1451
3.
Rambut
1. Rejoice            2. Dove
IMG10084-20140426-1521IMG10083-20140426-1520
3. Pantene
IMG10085-20140426-1521
1. Kelapa    2. Lidah buaya
IMG10090-20140426-1525  IMG10089-20140426-1525
3. Jeruk nipis
IMG10088-20140426-1525
4.
Ketek
1. Rexonamen  2. Rexonen women
IMG10081-20140426-1508IMG10082-20140426-1508
1. Tawas       2. Mengkudu
IMG10065-20140426-1450IMG10066-20140426-1450


5.
Kulit
1. Medicart        2. Medisof
IMG10075-20140426-1454    IMG10074-20140426-1454
1. Saubandara 2. Kunyit
IMG10071-20140426-1452      IMG10070-20140426-1451
Tabel  2. Hasil pengamatan uji daya kerja anti mikrobial
No.
Gambar
Keterangan
Nilai IP (Indeks Penghambat)
1.
Isolat telinga sampel 1
Gram positif
telingan 1
Isolat telinga sampel 2
Gram negatif
telinga 2

Sampel 1
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Vital
4. Kontrol

Sampel 2
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Vital
4. Kontrol
Sampel 1
1. 0,94 mm
2. 0,93 mm
3. 0,92 mm
4. 0

Sampel 2
1. 0,91 mm
2. 0,93 mm
3. 0,92 mm
4. 0
2.
Isolat kaki sampel 1
Gram negatif
kaki 1
Isolat kaki sampel 2
Gram negatif
kaki 2
Sampel 1
1. Kalpanaxk
2. Daktarin
3. Salep
4. Kontrol

Sampel 2
1. Ultrasilin
2. Pepaya
3. Komba-komba
4. Kontrol
Sampel 1
1. 0,94 mm
2. 0,92 mm
3. 0,95 mm
4. 0

Sampel 2
1. 0,91 mm
2. 0,90 mm
3. 0,90 mm
4. 0
3.
Isolat rambut sampel 1
Gram negatif
rambut 1


Isolat rambut sampel 2
Gram positif
Rambut 2

Sampel 1
1. Rejoice
2. Dove
3. Pantene
4. Kelapa
5. Lidah buaya
6. Jeruk nipis
7. Kontrol
Sampel 2
1. Rejoice
2. Dove
3. Pantene
4. Kelapa
5. Lidah buaya
6. Jeruk nipis
7. Kontrol
Sampel 1
1. 0,95 mm
2. 0
3. 0,90 mm
4. 0,91 mm
5. 0,90 mm
6. 0,95 mm
7. 0
Sampel 2
1. 0,90 mm
2. 0,95 mm
3. 0,95 mm
4. 0,94 mm
5. 0,90 mm
6. 0,91 mm
7. 0
4.
Isolat ketek sampel 1
Gram negatif
ketek 1

Isolat ketek sampel 2
Gram negatif
ketek 2

Sampel 1
1. Rexona men
2. Rexona women
3. Tawas
4. Mengkudu
5. Kontrol

Sampel 2
1. Rexona men
2. Rexona women
3. Tawas
4. Mengkudu
5. Kontrol
Sampel 1
1. 0
2. 0,90 mm
3. 0,92 mm
4. 0,90 mm
5. 0

Sampel 2
1. 0
2. 0
3. 0,94 mm
4. 0,90 mm
5. 0
5.
Isolat kulit sampel 1
Gram negatif
kulit 1

Isolat kulit sampel 2
Gram negatif
kulit 1

Sampel 1
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Medicart
4. Medisoft
5. Kontrol

Sampel 2
1. Saubandara
2. Kunyit
3. Medicart
4. Medisoft
5. Kontrol
Sampel 1
1. 0
2. 0,93 mm
3. 0,94 mm
4. 0,93 mm
5. 0

Sampel 2
1. 0,93 mm
2. 0
3. 0,96 mm
4. 0,94 mm
5. 0

Contoh: Perhitungan nilai IP (Indeks Penghambat)

IP= C-B  Keterangan: IP= Indeks penghambat
         C                                     C= Diameter zona bening
                                                 B= Diameter kertas cakram
Contoh 1.
A= 0,7 cm = 7mm
B= 2x(0,05)

C= A+B = 7+(2x0,05) = 7,01 mm

Jadi, IP= C-B = 7,01-0,5 = 6,6 = 0,94 mm
                 C        7,01         7,01












B.  Pembahasan
Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang.
Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu.
Bahan yang digunakan yaitu ekstrak saubandara, ekstrak kunyit, ekstrak komba-komba, ekstrak kelapa, ekstrak mengkudu, ekstrak rexona men, extrak rexona women, ekstrak rexona lidah buaya, ekstrak papaya, ekstrak tawas, jeruk nipis, kalpanas, dextrin, medicare, medisoft, roxona men, roxona women, rejoice, dove, lifeboy, sunslik, salep, dan kalpanaks. Dengan media isolate yang berbeda-beda, digunakan untuk meratakan bakteri sehingga menyeluruh di dalam media. Kemudian media yang berada di dalam cawan petri dan telah berisi bakteri di belah menjadi dua bagian, untuk dijadikan tempat uji bahan antimikroba, sehingga satu cawan petri terdapat dua bahan anti mikroba. Kertas cakram yang berbentuk seperti kertas saring yang berukuran lingkatan kecil dicelupkan ke dalam bahan antimikroba, lalu dipindahkan dengan menggunakan pinset ke dalam cawan petri. Setelah di inkubasi selama 2x24 jam, akan muncul zona bening (zona antimikroba) yang berbentuk menyerupai lingkaran yang memiliki diameter, lalu diameter tersbut akan diukur. Zona bening tersebut adalah area perkembangan aktivitas bahan antimikroba terhadap bakteri yang ada di sekitarnya.
Pengamatan yang dilakukan  didapatkan data dari antibiotik pada sampe isolat I.saubandara diameter zona beningnya adalah  0,94 mmdan indeks daya hambatnya 94mm, antibiotik kunyit diameter zona beningnya adalah0,7 mm dan indeks daya hambatnya,2. 0,93 mm pada antibiotik vital  diameter zona beningnya adalah 0 mm dan indeks daya hambatnya 3. 0,92 mm sedangkan pada kontrol isolate I  diameter zona beningnya adalah 0mm.  Sampe isolate II telinga yaitu saubadara dengan daya uji hambatnya 0,091mm, kunyit, dengan diamtere sampelnya 0,3mm dan daya penghambatnya 2, 093mm, vital dengan daya hambat 3, 092, sedangkan untuk kontrol sampel dari nisolate I yaitu dengan daya hambat 0mm. Isolate sampe Kaki dari isolate I, yaitu kalpanaks dengan daya hembatnya 0,90mm, destarin dengan daya hambatnya 0,92, salep yaitu 0,95, dan kointro yang dilakukan pada sampel I dengan daya hambat 0. Sedangakan sampel kaki isolate II yaitu ultracilin 0,91mm, pepaya dengan daya hambatnya 0,90mm, komba komba dengan daya hambatnya 0,91mm. Dan utnuk kontrol pada sampel isolate II yaitu 0.
Zat disinfektan yang diujikan adalah alkohol, HgCl2 dan yodium. Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan antimicrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Dalam menghambat aktivitas mikroba, alcohol 70% berperan sebagai pendenaturasi dan pengkoagulasi protein, denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. Dari data ini didapatkan bahwa pada tawas untuk sampe isolate I dan Isolate II hanya tawas yang di dapatklan  zona bening maupun indeks daya hambat.
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup.
Mikroorganisme menyatakan suatu keadaan mikroorganisme yang meskipun masih hidup ( viable ) tetapi tidak mengadakan multiplikasi. Terjadinya keadaan mikrobiastis dapat disebabkan oleh pengaruh fisik seperti , pengeringan , immobilitasi air sel dengan larutan yang tekanan osmotisnya tinggi, atau dengan gabungan dari cara – cara tersebut. Mikrobiostatis kimia dapat disinfiksi adalah dua ungkapan yang perbedannya terletak pada apa yang diartikan dengan mematikan secara cepat ( yaitu disenfeksi ) dan apa yang diartikan dengan mematikan secara lambat (yaitu mikrobiostatis ). Zat – zat kimia yang merupakan tipe umum dari mikrobiostatis  kimia terdiri dari tiga macam yaitu zat warna aniline, dan antibiotik.





















V.      PENUTUP
A.    Simpulan
Kesimpulan  pada praktikum Uji Daya Kerja Anti Mikrobial adalah sebagai berikut:
1.    daya pertumbuhan anti biotik alami yaitu  dari beberapa sampel rexona men, rexona women, rijoice, lifeboy, sunslik, kalpanaks, dextarin, salep ultraxilin, dove, medi care, dan medi soft. Dari masing masing setiap sampelnya di larutkan dengan mengguankan alkohol. Dengan menggunakan kertas cakram, sebagai pertumbuhan mikroba pada media yang pada.
2.    Pertumbuhan anti biotik buatan dengan membuat racikan dari berbagai bahan seperti, mengkudu, tawas, pepaya, jeruk nipis, kelapa, lida buaya, kunyit, saubandara,  dan komba komba. Racikan tersebut di di celupkan kertas cakram untuk melihat titik benih pada sampel.
B.   Saran 
Saran yang dapat saya ajukan pada paraktikum  yaitu agar praktikum selanjutnya dapat memberikan keterangan yang jelas tentang hasil pengamatan, sehingga kesalahan dalam pembahasan dapat diminimalisir.



DAFTAR PUSTAKA


Dwidjoseputro, 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Lutfi, A., 2004, Kimia Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Munaf, S. C. J., 1994, Obat Antimikroba, Farmakologi UNSRI. EGC, Jakarta.

Soekardjo, S. B., 1995. Kimia Medisinal, Airlangga University Press, Jakarta.

               Widjajanti, U., 1996, Obat-obatan, Kanisus, Yogyakarta.


Wilson & Gisvold, 1982, Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik. IKIP Semarang.

No comments:

Post a Comment