Powered By Blogger

Saturday, 1 March 2014

PEMBUATAN PUPUK BOKASI

LAPORAN BIOLOGI TERAPAN
PRAKTIKUM II
 PEMBUATAN PUPUK BOKASI




 






OLEH :





                                    NAMA                                   : NURUL HUDA
                                    NIM                                        : F1D1 10 081
                                    KELOMPOK                        : II (DUA)
                                    JURUSAN                             : BIOLOGI
                                    ASISTEN PEMBIMBING  : LA RIADI







FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013



I.  PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.  Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Prof Dr. Teruo Higa pada tahun 1980-an memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. 
Kelangkaan dan tingginya harga pupuk kimia buatan di sejumlah wilayah saat ini sangat meresahkan para petani. Sejumlah petani di beberapa daerah bahkan telah mulai melirik jenis pupuk lain sebagai pengganti pupuk kimia buatan yang biasa digunakan. Salah satu jenis pupuk yang dapat menggantikan kehadiran pupuk kimia buatan adalah bokashi.
Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan. Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang mempercepat proses fermentasi. Campuran mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat fermentasi dikenal sebagai effective microorganism (EM). Penggunaan EM tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya muncul pada proses penguraian bahan organik.
Berdasarkan hal tersebut untuk menambah pengetahuan dalam pembuatan pupuk bokashi dan untuk mengetahui fungsi dari dari masing-masing bahannya maka dilaksanakanlah praktikum ini.
B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum Pembuatan Pupuk Bokasi yaitu bagaimana cara pembuatan pupuk bokasi dalam penggunaannya terhadap tanaman budi daya.
C.  Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi yaitu untuk mengetahui cara pembuatan pupuk bokasi dalam penggunaannya terhadap tanaman budi daya.










II.  TINJAUAN PUSTAKA

            Kompos adalah hasil penguraian parsial atau tidak lengkap dari campuran bahan- bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Crawford, 2003).
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijau, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian sehingga dengan demikian, kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi tanaman. Kemungkinan bahan dasar kompos mengandung selulosa 15-60%, enzi hemiselulosa 10-30%, lignin 5-30%, protein 5-30%, bahan mineral (abu) 3-5%, di samping itu terdapat bahan larut air panas dan dingin (gula, pati, asam amino, urea, garam amonium) sebanyak 2-30% dan 1-15% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin (Sutanto, 2002).
Kompos diketahui mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kompos mengandung hara makro dan mikro namun secara umum kadarnya rendah bergantung dari jenis bahan organiknya, Oleh karena itu diperlukan sumber hara lain yang berkadar hara tinggi yang dapat meningkatkan kadar hara kompos. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah, merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. lewat proses alamiah. Namun proses tersebut berlangsung lama sekali padahal kebutuhan akan tanah yang subur sudah mendesak. Oleh karenanya proses tersebut perlu dipercepat dengan bantuan manusia. Dengan cara yang baik, proses mempercepat pembuatan kompos berlangsung wajar sehingga bisa diperoleh kompos yang berkualitas baik (Isroi, 2008).
Pengomposan adalah proses dekomposisi terkendali secara biologis terhadap limbah padat organik diubah menyerupai tanah seperti halnya humus atau mulsa.  Kompos telah dipergunakan secara meluas selama ratusan tahun dalam menangani limbah pertanian sekaligus sebagai pupuk alami tanaman (Hadiwiyoto,1983).
Proses pengomposan melalui 3 tahapan dan proses perombakan bahan organik secara alami membutuhkan waktu yang relatif (3-4 bulan), mikroorganisme umumnya berumur pendek. Sel yang mati akan oleh populasi organisme lainnya untuk dijadikan substrat yang lebih cocok dari pada residu tanaman itu sendiri. Secara keseluruhan proses dekomposisi umumnya meliputi spektrum yang luas dari mikroorganisme yang memanfaatkan substrat tersebut, yang dibedakan atas jenis enzim yang dihasilkannya (Simamora, dkk, 2006). 
Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat. Kadar air yang optimal bagi tanaman dan kehidupan mikroorganisme adalah sekitar kapasitas lapang . Penambahan bahan organik di tanah pasiran akan meningkatkan kadar air pada kapasitas lapang, akibat dari meningkatnya pori yang berukuran menengah (meso) dan menurunnya pori makro, sehingga daya menahan air meningkat, dan berdampak pada peningkatan ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman (Lingga, 2000).



III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu 12 Oktober 2013 pada pukul 10.00 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Biologi Lanjut Fakultas MIPA Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1
   Tabel 1. Alat-alat praktikum yang digunakan pada praktikum Aplikasi Pupuk  Bokashi

No.
Nama Alat
Fungsi
1.
Sekop
Untuk mencampur tanaman
2.
Pisau/ parang
Untuk memotong tanaman
3.
Karung goni
Untuk menyimpan tanaman
4.
Ember
Untuk menyimpan tanaman
5.
Sarung tangan
Untuk pelindung tangan
6.
Termometer
Untuk mengukur suhu tanaman

 2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Praktikum Aplikasi Pupuk Bokashi.
No.
Nama Bahan
Fungsi
1.
Kotoran ayam (15 kg)
Sebagai bahan untuk pembuatan bokasi
2.
Serasah (10 kg)
Sebagai bahan untuk pembuatan bokasi
3.
Dedak (5 kg)
Sebagai bahan untuk pembuatan bokasi
4.
Sekam padi (5 kg)
Sebagai bahan untuk pembuatan bokasi
5.
Gula pasir (1 kg)
Sebagai bahan untuk pembuatan bokasi
6.
Larutan EM (1 liter)
Sebagai bahan untuk pembuatan bokasi
7.
Air secukupnya
Sebagai bahan untuk pembuatan bokasi

C. Prosedur Kerja
1. Membuat larutan gula dan EM
a. Menyediakan air dalam ember sebanyak 1 liter.
b. Memasukan gula pasir sebanyak 250 gr kemudian mengaduk sampai rata.
c.  Memasukan EM sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian mengaduk hingga rata. 
2. Membuat pupuk bokasi
a. Mencampur bahan-bahan (kotoran sapi, pupuk kandang, abu gosok dan dedak) dan mengaduk sampai merata.
b. Menyiramkan EM secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30%.
c. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan  dilepas maka adonan masih tampak menggumpal.
d. Menyimpan campuran bahan-bahan tersebut di tempat yang teduh.
e. Kemudian menutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari.
f. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C menurunkan suhunya dengan cara membolak balik.
g.  Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokasi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
h. Setelah 2 minggu bokasi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.





B. Pembahasan
Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya. Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia. Secara garis besar membuat kompos berarti merangsang pertumbuhan bakteri (mikroorganisme) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa lain. Proses yang terjadi adalah dekomposisi, yaitu menghancurkan ikatan organik molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil, mengeluarkan ikatan CO2 dan H2O serta penguraian lanjutan yaitu transformasi ke dalam mineral atau dari ikatan organik menjadi anorganik. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik yang sukar larut menjadi senyawa organik yang larut sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Pembuatan kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Kompos yang dihasilkan melalui proses fermentasi dengan pemberian EM (Effective Microorganisms) dinamakan Bokashi. Kata bokashi diambil dari bahasa Jepang yang artinya bahan organik yang terfermentasi.
Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM (Effective Microorganisms). Keunggulan penggunaan teknologi EM adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional. EM sendiri mengandung  Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian. Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme fermentasi dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C. Hasil fermentasi bahan organik berupa senyawa organik mudah diserap oleh perakaran tanaman.
Pada praktikum pembuatan bokashi yaitu untuk mengetahui cara pembuatan dan komponen-komponennya serta mengamati suhunya. Bahan-bahan yang digunakan yaitu EM, sayuran atau jerami, kotoran hewan, dedak, sekam, abu gosok dan air. EM ini mengandung berbagai bakteri pengurai yang dapat menguraikan selulosa. Serasa merupakan bahan utama yang akan diuraikan oleh bakteri. Dedak dan sekam mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme. Kemudian abu gosok yaitu untuk merangsang mikroorganisme. Bahan tersebut kemudian dicampurkan dengan takaran-takaran tertentu supaya seimbang antara bahan yang satu dengan yang lainnya. Percampuran harus merata supaya proses penguraian bakteri dapat terjadi merata. Kemudian bahan yang sudah dihomogenkan kemudian ditutup rapat menggunakan karung besar, hal ini dilakukan agar dapat terjadi proses fermentasi bakteri secara menyeluruh.
Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini.  Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami atau serasah, pupuk kandang, sampah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.



V.  PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi  yaitu:
1.   Bahan-bahan yang digunakan yaitu EM, sayuran atau jerami, kotoran  sekam, abu gosok dan air. EM ini mengandung berbagai bakteri pengurai yang dapat menguraikan selulosa. Serasa merupakan bahan utama yang akan diuraikan oleh bakteri. Dedak dan sekam mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme. Kemudian abu gosok yaitu untuk merangsang mikroorganisme.
2.   Mikroorganisme akan bekerja dengan baik apabila kondisinya sesuai, yaitu apabila dalam kondisi anaerob, suhu sekitar 40-50oC sehingga jika suhu pupuk diatas suhu 50oC maka pupuknya dibolak-balikkan untuk menurunkan suhunya.
B.   Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi yaitu sebaiknya para Asisten pembimbing memberikan penuntun praktikum supaya kami praktikan mengetahui apa harus dikerjakan terlebih dahulu.



DAFTAR PUSTAKA

Crawford. J.H. 2003 . Composting of Agricultural Waste  in Biotechnology Applications and Research, Paul N, Cheremisinoff and R. P.Ouellette (ed). p. 6877.

Hadioetomo, R.S., 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi,     Gramedia, Jakarta.

Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.

Lingga, P., 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. PT Penebar Swadaya. Bogor.

Simamora, Suhut & Salundik, 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos.  Kualitas Kompos. Kiat Menggatasi Permasalahan Praktis. Agromedia Pustaka.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.










No comments:

Post a Comment