LAPORAN
PRAKTIKUM EKOLOGI LAHAN BASAH
PERCOBAAN V
ANALISIS VEGETASI MANGROVE
OLEH
NAMA : NURUL HUDA
STAMBUK
: F1D1 10 081
KELOMPOK :
III (TIGA)
ASISTEN
: WD. SYARNI TALA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mangrove berasal dari bahasa
Portugis, yang asal katanya mangae yang berarti belukar dan groove yang artinya
hutan kecil. Hutan mangrove merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis yang
terdapat disepanjang garis pantai perairan tropis. Hutan ini merupakan
peralihan habitat lingkungan darat dan lingkungan laut, maka sifat-sifat yang
dimiliki tidak sama persis sifat-sifat
yang dimiliki hutan hujan tropis didaratan.
Definisi ekosistem mangrove
merupakan vegetasi pohon didaerah tropis yang terdapat didaerah intertidal (
pasang surut ) dan mendapat pasokan air laut dan air tawar ( payau ).
Karakteristik hutan mangrove diantaranya yaitu memiliki habitat disubstrat yang
berlumpur, lempung, dan berpasir, karena substrat ini mempengaruhi species yang
tinggal ditempat tersebut. Mangrove hidup diperairan yang bersalinitas payau
antara 0,5-30 ppt.
Hutan mangrove memiliki fungsi dan
manfaat yang sangat besar, baik ditinjau secara fisik, kimia, biologi, ekonomi,
bahkan wahana wisata. Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis pantai
agar tidak terjadi abrasi, menahan sedimen, tiupan angin, dan menyangga
rembesan air laut kedarat. Secara kimia hutan mangrove mampum mengolah limbah
agar kemungkinan pencemaran sedikit dan yang paling utama menghasilkan oksigen.
Secara biologi hutan mangrove merupakaan habitat biota darat dan laut, sebagai
daerah asuhan, mencari makan, dan tempat menghasilkan bibit ikan, batangnya dapat
dijadikan bahan bakar, bahkan dapat dijadikan suplemen. Dan sebagai fungsi
wahan wisata, hutan mangrove dijadikan sebagai tempat penelitian dan tempat
wisata..
Berdasarkan
uraian diatas,
sehingga
dilaksanakan praktikum
Analisis Vegetasi Mangrove
agar
dapat mengetahui jenis-jenis
mangrove dan ukurannya pada stasiun dengan plot-plot tertentu.
A. Rumusan Masalah
Rumusan
permasalahan dari praktikum ini adalah bagaimana mengetahui jenis dan ukuran mangrove serta
analisis vegetasinya pada stasiun tertentu ?
B. Tujuan
Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dan ukuran mangrove serta
analisis vegetasinya pada stasiun tertentu.
C.
Manfaat Praktikum
Manfaat yang
diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui jenis dan ukuran mangrove serta analisis vegetasinya
pada stasiun tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan
bahasa Inggris grove . Dalam bahasa Inggris, kata mangrove
digunakan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut
dan untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut.
Sedang dalam bahasa Portugis kata ’mangrove’ digunakan untuk menyatakan
individu spesies tumbuhan, sedangkan kata ’mangal’ digunakan untuk
menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut FAO, kata mangrove
sebaiknya digunakan untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan
yang hidup di daerah pasang surut.mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang
tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi
istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai
dengan reaksi tanah an-aerob (Kusmana, 2000).
Kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang
tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah
pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai
dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena
pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan
terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh
masukan air dan lumpur dari daratan (Tomlinson, 1986).
Vegetasi
mangrove biasanya tumbuh di habitat mangrove membentuk zonasi mulai dari daerah
yang paling dekat dengan laut sampai dengan daerah yang dekat dengan daratan.
Pada kawasan delta atau muara sungai, biasanya vegetasi mangrove tumbuh subur
pada areal yang luas dan membentuk zonasi vegetasi yang jelas. Sedangkan pada
daerah pantai yang lurus, biasanya vegetasi mangrove tumbuh membentuk sabuk
hijau/green belt dengan komposisi yang hampir seragam (Nirarita,
dkk, 1996).
Hutan mangrove adalah
kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai
sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung
garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Sedangkan
menurut Tomlinson (1986), kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya
yang tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah
pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai
dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena
pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan
terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh
masukan air dan lumpur dari daratan (Hachinoe,1998).
Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di
sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa
di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan
reaksi tanah an-aerob. Mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang
tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh
pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river
banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya
dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari
ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan
lumpur dari daratan (Raharjo, 1982).
III.
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu 21 April 2013, Pada pukul 08.00 Wita-selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Jembatan Triping,
Andounohu, Kendari.
B. Alat
Dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1.
Alat dan kegunaannya pada praktikum Mangrove.
No
|
NamaAlat
|
Fungsi/Kegunaan
|
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
|
Patok kayu
Kamera
Alat tulis
Tali rafia
Handrefraktometer
Meteran
Termometer
|
Untuk membuat plot
Sebagai alat
dokumentasi
Untuk mencatat data
hasil amatan
Untuk membuat plot
Untuk mengukur
salinitas
Untuk mengukur
diameter batang
Untuk mengukur suhu
air
|
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Bahan dan kegunaan pada praktikum Fauna Tanah.
No.
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
2.
|
Tissue
Vegetasi
Mangrove
|
Untuk
membersihkan alat.
Sebagai objek
amatan
|
C.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan
lokasi
pengamatan
2.
Membuat plot dengan ukran 10x10 pada 3
stasiun dengan masing-masing stasiun 3
plot
3.
Mengukur diameter batang, dan menghitung
spesies dalam plot.
4.
Mengukur faktor-faktor lingkungan.
5.
Mencatat data hasil amatan.
B. Pembahasan
Hutan mangrove
selain melindungi pantai dari gelombang dan angin merupakan tempat yang
dipenuhi pula oleh kehidupan lain
seperti mamalia, amfibi, reptil, burung,
kepiting, ikan,primata, serangga dan sebagainya. Selain menyediakan
keanekaragaman hayati (bio-diversity), ekosistem mangrove juga sebagai plasma
nutfah (genetic pool) dan menunjang keseluruhan
system kehidupan di sekitarnya. Habitat
mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi
hewan-hewan tersebut dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan (nursery
ground), tempat bertelur dan memijah (spawning ground) dan tempat berlindung
yang aman bagi berbagai juvenil dan larva ikan serta kerang (shellfish) dari
predator.
Berdasarkan hasil pengamatan
praktikum analisis vegetasi mangrove dapat diketahui indeks keanekaragaman
komunitas mangrove sangat rendah dengan strukturnya yang terdiri dari semai,
sapihan, tihang dan pohon. Namun untuk semai dan pohon sangat sedikit sedangkan
sapihan dan tihang lebih banyak untuk menentukan ukuran struktur ini digunakan
diameter < 2 cm untuk semai, pancang
2-9,9 cm, tihang 10-20 cm dan pohon untuk 20 cm ke atas. Indeks
keanekaragamannya adalah 0 sedangkan untuk tingkat semai terdiri dari Soneratia
alba, Rhizopora apiculata, Bruguiera gimnorhyza dan Avicennia marina. Sedangkan untuk tingkat sapihan, tihang
dan pohon hanya di temui untuk jenis soneratia alba. Secara keseluruhan ada spesies yang
secara signifikan mendominasi daerah pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan
dapat diketahui bahwa spesies yang dimaksud adalah Sonneratia alba. Pada
stasiun pengamatan dengan luasan area 10 x 10 m2 dapat diamati bahwa
mangrove merupakan komunitas bahari yang sangat menarik, karena mangrove dapat
tumbuh membentuk sebuah ekosistem pada daerah pantai yang berhubungan langsung
dengan laut. Keberadaan ekosistem ini dimungkinkan oleh pola adaptasi yang
dikembangkan mangrove untuk bertahan pada kondisi lingkungan tersebut. Tumbuhan
mangrove memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan
ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam yang tinggi, serta
kondisi yang kurang stabil.
Vegetasi mangrove
yang diamati pada praktek lapangan ini didominasi oleh jenis Sonneratia alba.
dengan bentuk perakaran tunggang yang muncul ke permukaan, memiliki batang
berwarna abu-abu tua dengan kulit keras, daun berbentuk elips menyempit
berwarna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di bagian
bawah. Jenis
mangrove ini merupakan jenis mangrove pionir yang tidak toleran terhadap air
tawar dalam periode yang lama. Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan
berpasir, kadang-kadang pada batuan dan karang. Sering ditemukan di lokasi
pesisr yang terlindung dari hempasan gelombang, juga di muara dan sekitar
pulau-pulau lepas pantai dilokasi diaman jenis tumbuhan lain telah ditebang,
maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang padat.
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan
dapat ditarik kesimpulan bahwa indeks
keanekaragaman komunitas mangrove sangat rendah dengan strukturnya yang terdiri
dari semai, sapihan, tihang dan pohon. Namun untuk semai dan pohon sangat
sedikit sedangkan sapihan dan tihang lebih banyak untuk menentukan ukuran
struktur ini digunakan diameter < 2
cm untuk semai, pancang 2-9,9 cm, tihang 10-20 cm dan pohon untuk 20 cm ke
atas. Indeks keanekaragamannya adalah 0 sedangkan untuk tingkat semai terdiri
dari Soneratia alba, Rhizopora apiculata, Bruguiera
gimnorhyza dan
Avicennia marina. Sedangkan untuk tingkat sapihan, tihang dan pohon
hanya di temui untuk jenis soneratia alba. Dengan demikian
komunitas mangrove ini di dominasi oleh Sonneratia alba.
B.
Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu agar praktikan
lebih memperhatikan jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hachinoe, dkk, 1998, Manual Persemaian Mangrove, Denpasar PT.
Indografika Utama Bali.
Kusmana, 2003, Teknik Rehabilitasi Mangrove, Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nirarita, 1996, Ekosistem Lahan
Basah Indonesia, Wetlands International Indonesia Programme, Bogor.
Tomlinson, 1986, The Botany of
Mangrove, Cambridge University Press, New York.
No comments:
Post a Comment