Powered By Blogger

Friday, 14 March 2014

ANALISIS VEGETASI MANGROVE

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI LAHAN BASAH
PERCOBAAN V
ANALISIS VEGETASI  MANGROVE

OLEH

NAMA                 :  NURUL HUDA
STAMBUK         :  F1D1 10 081
KELOMPOK      :  III (TIGA)
ASISTEN             : WD. SYARNI  TALA


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mangrove berasal dari bahasa Portugis, yang asal katanya mangae yang berarti belukar dan groove yang artinya hutan kecil. Hutan mangrove merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis yang terdapat disepanjang garis pantai perairan tropis. Hutan ini merupakan peralihan habitat lingkungan darat dan lingkungan laut, maka sifat-sifat yang dimiliki tidak  sama persis sifat-sifat yang dimiliki hutan hujan tropis didaratan.
Definisi ekosistem mangrove merupakan vegetasi pohon didaerah tropis yang terdapat didaerah intertidal ( pasang surut ) dan mendapat pasokan air laut dan air tawar ( payau ). Karakteristik hutan mangrove diantaranya yaitu memiliki habitat disubstrat yang berlumpur, lempung, dan berpasir, karena substrat ini mempengaruhi species yang tinggal ditempat tersebut. Mangrove hidup diperairan yang bersalinitas payau antara 0,5-30 ppt.
Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat besar, baik ditinjau secara fisik, kimia, biologi, ekonomi, bahkan wahana wisata. Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis pantai agar tidak terjadi abrasi, menahan sedimen, tiupan angin, dan menyangga rembesan air laut kedarat. Secara kimia hutan mangrove mampum mengolah limbah agar kemungkinan pencemaran sedikit dan yang paling utama menghasilkan oksigen. Secara biologi hutan mangrove merupakaan habitat biota darat dan laut, sebagai daerah asuhan, mencari makan, dan tempat menghasilkan bibit ikan, batangnya dapat dijadikan bahan bakar, bahkan dapat dijadikan suplemen. Dan sebagai fungsi wahan wisata, hutan mangrove dijadikan sebagai tempat penelitian dan tempat wisata..
Berdasarkan uraian diatas, sehingga dilaksanakan praktikum Analisis Vegetasi Mangrove agar dapat mengetahui jenis-jenis mangrove dan ukurannya pada stasiun dengan plot-plot tertentu.

A.      Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dari praktikum ini adalah bagaimana mengetahui jenis dan ukuran mangrove serta analisis vegetasinya pada stasiun tertentu ?

B.  Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dan ukuran mangrove serta analisis vegetasinya pada stasiun tertentu.


C.    Manfaat  Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui jenis dan ukuran mangrove serta analisis vegetasinya pada stasiun tertentu.





II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove . Dalam bahasa Inggris, kata mangrove digunakan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedang dalam bahasa Portugis kata ’mangrove’ digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata ’mangal’ digunakan untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut FAO, kata mangrove sebaiknya digunakan untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut.mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob (Kusmana, 2000).
Kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan  (Tomlinson, 1986).
            Vegetasi mangrove biasanya tumbuh di habitat mangrove membentuk zonasi mulai dari daerah yang paling dekat dengan laut sampai dengan daerah yang dekat dengan daratan. Pada kawasan delta atau muara sungai, biasanya vegetasi mangrove tumbuh subur pada areal yang luas dan membentuk zonasi vegetasi yang jelas. Sedangkan pada daerah pantai yang lurus, biasanya vegetasi mangrove tumbuh membentuk sabuk hijau/green belt dengan komposisi yang hampir seragam (Nirarita, dkk, 1996).
Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Sedangkan menurut Tomlinson (1986), kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan (Hachinoe,1998).
Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan (Raharjo, 1982).



III. METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu 21 April 2013, Pada pukul 08.00 Wita-selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Jembatan Triping, Andounohu, Kendari.

B.     Alat Dan Bahan
Alat  yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaannya pada praktikum Mangrove.
No
NamaAlat
Fungsi/Kegunaan
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
Patok kayu
Kamera
Alat tulis
Tali rafia
Handrefraktometer
Meteran
Termometer
Untuk membuat plot
Sebagai alat dokumentasi
Untuk mencatat data hasil amatan
Untuk membuat plot
Untuk mengukur salinitas
Untuk mengukur diameter batang
Untuk mengukur suhu air

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Fauna Tanah.
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
2.
Tissue
Vegetasi Mangrove
Untuk membersihkan alat.
Sebagai objek amatan
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Menentukan lokasi pengamatan
2.    Membuat plot dengan ukran 10x10 pada 3 stasiun dengan masing-masing   stasiun 3 plot
3.    Mengukur diameter batang, dan menghitung spesies dalam plot.
4.    Mengukur faktor-faktor lingkungan.
5.    Mencatat data hasil amatan.











B.  Pembahasan
Hutan mangrove selain melindungi pantai dari gelombang dan angin merupakan tempat yang dipenuhi  pula oleh kehidupan lain seperti  mamalia, amfibi, reptil, burung, kepiting, ikan,primata, serangga dan sebagainya. Selain menyediakan keanekaragaman hayati (bio-diversity), ekosistem mangrove juga sebagai plasma nutfah (genetic pool) dan menunjang keseluruhan  system kehidupan di sekitarnya. Habitat  mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi hewan-hewan tersebut dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan (nursery ground), tempat bertelur dan memijah (spawning ground) dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai juvenil dan larva ikan serta kerang (shellfish) dari predator.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum analisis vegetasi mangrove dapat diketahui indeks keanekaragaman komunitas mangrove sangat rendah dengan strukturnya yang terdiri dari semai, sapihan, tihang dan pohon. Namun untuk semai dan pohon sangat sedikit sedangkan sapihan dan tihang lebih banyak untuk menentukan ukuran struktur ini digunakan diameter  < 2 cm untuk semai, pancang 2-9,9 cm, tihang 10-20 cm dan pohon untuk 20 cm ke atas. Indeks keanekaragamannya adalah 0 sedangkan untuk tingkat semai terdiri dari Soneratia alba, Rhizopora apiculata, Bruguiera gimnorhyza dan Avicennia marina. Sedangkan untuk tingkat sapihan, tihang dan pohon hanya di temui untuk jenis soneratia alba. Secara keseluruhan ada spesies yang secara signifikan mendominasi daerah pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa spesies yang dimaksud adalah Sonneratia alba. Pada stasiun pengamatan dengan luasan area 10 x 10 m2 dapat diamati bahwa mangrove merupakan komunitas bahari yang sangat menarik, karena mangrove dapat tumbuh membentuk sebuah ekosistem pada daerah pantai yang berhubungan langsung dengan laut. Keberadaan ekosistem ini dimungkinkan oleh pola adaptasi yang dikembangkan mangrove untuk bertahan pada kondisi lingkungan tersebut. Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam yang tinggi, serta kondisi yang kurang stabil.
Vegetasi mangrove yang diamati pada praktek lapangan ini didominasi oleh jenis Sonneratia alba. dengan bentuk perakaran tunggang yang muncul ke permukaan, memiliki batang berwarna abu-abu tua dengan kulit keras, daun berbentuk elips menyempit berwarna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di bagian bawah. Jenis mangrove ini merupakan jenis mangrove pionir yang tidak toleran terhadap air tawar dalam periode yang lama. Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan berpasir, kadang-kadang pada batuan dan karang. Sering ditemukan di lokasi pesisr yang terlindung dari hempasan gelombang, juga di muara dan sekitar pulau-pulau lepas pantai dilokasi diaman jenis tumbuhan lain telah ditebang, maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang padat.


V.  PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa indeks keanekaragaman komunitas mangrove sangat rendah dengan strukturnya yang terdiri dari semai, sapihan, tihang dan pohon. Namun untuk semai dan pohon sangat sedikit sedangkan sapihan dan tihang lebih banyak untuk menentukan ukuran struktur ini digunakan diameter  < 2 cm untuk semai, pancang 2-9,9 cm, tihang 10-20 cm dan pohon untuk 20 cm ke atas. Indeks keanekaragamannya adalah 0 sedangkan untuk tingkat semai terdiri dari Soneratia alba, Rhizopora apiculata, Bruguiera gimnorhyza dan Avicennia marina. Sedangkan untuk tingkat sapihan, tihang dan pohon hanya di temui untuk jenis soneratia alba. Dengan demikian komunitas mangrove ini di dominasi oleh Sonneratia alba.
B.     Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu agar praktikan lebih memperhatikan jalannya praktikum.




DAFTAR  PUSTAKA

Hachinoe, dkk, 1998,  Manual Persemaian Mangrove, Denpasar PT. Indografika Utama Bali.

Kusmana, 2003, Teknik Rehabilitasi Mangrove, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nirarita, 1996,  Ekosistem Lahan Basah Indonesia, Wetlands International Indonesia Programme, Bogor.

Tomlinson, 1986, The Botany of Mangrove, Cambridge University Press, New York.


No comments:

Post a Comment